Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra, memetakan perbedaan kultur suporter di Indonesia dan Thailand. Sebelumnya, pelatih asal Brasil itu sempat kaget dengan antusiasme yang dipamerkan Jakmania, sebutan fans Persija.
Sejak Persija memulai latihan terbuka, Sabtu (21/1/2017), ratusan Jakmania lintas usia tidak pernah absen memadati POR Sawangan, Depok.
Tanpa adanya koordinasi dari pihak klub, beberapa anggota Jakmania bahkan ada yang mencoba menghampiri pemain idolanya saat sesi latihan masih berlangsung.
Saat ditanya mengenai hal itu, Teco, sapaan Stefano Cugurra, memaklumkannya. Pelatih berusia 42 tahun itu percaya setiap negara memiliki kultur suporter masing-masing.
"Selama tujuh musim saya di Thailand, suporter lebih banyak didominasi oleh keluarga. Sepak bola di sana lebih dianggap hiburan layaknya orang bepergian ke mal," ucap Teco kepada wartawan, Kamis (26/1/2017).
"Di Indonesia jelas berbeda, suporter di sini fanatik. Mereka ke stadion memang ingin mendukung klub idolanya," tutur eks asisten pelatih Persebaya Surabaya pada periode 2005-2008.
Sementara itu, bagi striker baru Persija, Rudi Widodo, kagum dengan antusiasme Jakmania. Gairah yang memang tidak dia temukan selama membela Bhayangkara FC pada Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016.
"Ya, sedikit mengganggu, tetapi ini luar biasa. The Jak sangat bersemangat dan itu juga yang menular kepada para pemain," tutur Rudi.
Selepas latihan, para pemain yang sudah tampak letih tersebut pun harus siap dikerubungi Jakmania yang telah menunggu mereka untuk sekadar foto bareng.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar