Betapa roda nasib berputar begitu cepat. Kurang dari sebulan, pelatih Liverpool FC, Juergen Klopp, mengalami turbulensi nasib dari idola menjadi kambing hitam di mata segelintir pendukung dan media lokal.
Juergen Klopp (49) mendapatkan salut berkat performa positif Liverpool FC pada momen tutup tahun 2016.
Ketika itu, The Reds menandakan separuh perjalanan Premier League 2016-2017 dengan kemenangan 1-0 atas pesaing di papan atas, Manchester City, dalam laga pekan ke-19 (31/1/2016).
Gol tunggal Georginio Wijnaldum membuat seisi Anfield bergemuruh. Asa mengejar Chelsea di peringkat teratas klasemen terjaga.
Kemenangan itu membuat Liverpool menjaga posisi runner-up dengan koleksi 43 poin, defisit enam keping dari Chelsea (49 angka).
Jordan Henderson cs saat itu menjaga jarak atas Arsenal (40), Man City (39), dan Tottenham Hotspur (39) yang membuntuti di belakang.
Football: Southampton beat Liverpool to achieve League Cup last https://t.co/xqp3XvwS0d pic.twitter.com/ig4bdam3qW
— Pak News TV (@PAKNEWSTVHD) January 26, 2017
Akan tetapi, pencapaian Tim Merseyside Merah menukik setelah pergantian tahun. Sesuai predikatnya sebagai bulan mencekam bagi Liverpool, Januari 2017 belum ramah bagi pasukan Klopp musim ini.
Mereka hanya menang sekali dalam tujuh partai di berbagai ajang. Satu-satunya kemenangan itu pun hanya diraih atas Plymouth Argyle (1-0), klub Divisi IV Liga Inggris, dalam laga ulangan babak ketiga Piala FA (18/1/2017).
Selebihnya, tiga partai berakhir seri dan tiga kali berujung kekalahan. Hasil buruk teranyar diperoleh Liverpool saat menjamu Southampton dalam leg kedua semifinal Piala Liga (25/1/2017).
The Reds kalah 0-1 dan tersingkir di ajang tersebut dengan agregat 0-2. Di Premier League, Liverpool melorot ke peringkat keempat dengan raupan 45 poin atau sudah tertinggal 10 angka dari Chelsea di puncak klasemen.
Defisit yang semakin melebar dan kelesuan di awal tahun ini membuat Klopp jadi sorotan. Sudah muncul suara-suara yang melayangkan kritik keras atau teguran dengan tagar #KloppOut di media sosial.
Sang pelatih dituntut mundur karena dinilai belum memiliki kualifikasi guna meracik Liverpool menjadi sebuah tim juara.
Sejak dibesut pria Jerman berusia 49 tahun itu mulai Oktober 2015, Liverpool mencapai final Liga Europa dan Piala Liga 2015-2016, serta peringkat keempat di liga musim lalu, tanpa status kampiun.
Baca Juga:
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Mauro Zarate Lengkapi Koloni Serie A di Watford
- Andai Inter Dilatih Stefano Pioli Sejak Awal Musim
Akankah kehampaan gelar terjadi lagi musim ini?
"Semua tentang perjalanan musim ini mungkin soal Liverpool yang akan berjuang mendapatkan gelar. Namun, Anda tak berpikir skuat mereka cukup bagus buat menjuarai liga," ucap legenda The Reds, Jamie Carragher, di Sky Sports.
Mantan bek yang kini menjadi pengamat sepak bola itu menilai kemunduran Liverpool bareng Klopp saat ini dipengaruhi kondisi fisik pemain yang terkuras serta kualitas tak merata antara personel inti dan cadangan.
"Liverpool mungkin memiliki skuat terbaik keenam di liga. Dengan energi yang terkuras, mungkin kami bisa melihat seperti apa skuat Liverpool yang sebenarnya," kata pria Inggris berusia 38 tahun itu.
[video]http://video.kompas.com/e/5292092577001[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar