Pekan ke-21 lalu adalah perjumpaan kedua bagi Manchester United dan Liverpool musim ini. Menariknya, untuk pertama kali sejak era Premier League dimulai musim 1992-1993, dalam 2 kali 90 menit duel kedua tim harus berakhir imbang dalam satu musim yang sama.
Duel 90 menit pertama terjadi pada 18 Oktober 2016 lalu, saat Liverpool bertindak sebagai tuan rumah.
Pada pertandingan tersebut Juergen Klopp tetap setia dengan metode sepak bola menyerang yang diterapkan buat Liverpool.
Sementara Jose Mourinho berlawanan dengan skema permainan yang dikembangkan Klopp. Mourinho dan Manchester United justru berorientasi dengan pertahanan yang sangat rapat nan solid di Anfield malam itu.
Seusai pertandingan, banyak cibiran datang atas permainan yang disajikan Mourinho sebagai buah permainan defensifnya saat bertandang ke Anfield di pekan kedelapan.
Eks pelatih FC Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid ini menumpuk terlalu banyak pemain di garis belakang. Serangan balik jadi strategi permainan Setan Merah.
Tak heran dalam duel itu Zlatan Ibrahimovic dkk hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran dari tujuh percobaan ke gawang The Reds.
Pertandingan terakhir di pekan ke-8 yang dipimpin wasit yang sama pada partai pembuka pekan ke-21, Anthony Taylor, itu pun berakhir dengan skor kacamata 0-0.
Sesungguhnya hasil imbang di Anfield Oktober lalu adalah yang kedua berturut-turut yang mewarnai perjumpaan kedua tim.
Sebelum duel di Anfield, mereka juga bermain imbang 1-1 di pertemuan terakhir yang terjadi pada 17 Maret 2016 di leg kedua ajang Liga Europa.
Saat itu Liverpool berhasil lolos ke babak selanjutnya karena sebelumnya menang 2-0 di leg pertama. Itu sebabnya, duel di Old Trafford pada 15 Januari begitu penting, terutama bagi fans kedua kubu.
Tak ingin lagi ada hasil seri di akhir laga. Mengalahkan rival adalah kebahagiaan tersendiri. Namun, fakta berkata lain.
Di Old Trafford, kedua tim harus puas mendapatkan satu poin setelah bermain imbang 1-1 sepanjang 90 menit. Liverpool unggul lebih dulu lewat penalti James Milner di menit ke-27 yang berhasil disamakan lewat sundulan Zlatan Ibrahimovic pada menit ke-84.
Baca Juga:
- Granit Xhaka, Kartu Merah dan Ditangkap Polisi
- Andai Inter Milan Dilatih Stefano Pioli Sejak Awal Musim
- Neymar Samai Rekor Ronaldinho di Barcelona
Sejumlah kejadian pada pertandingan tersebut pun telah jadi cerita baru di kalangan pencinta sepak bola. Banyak ‘meme’ berseliweran di media sosial.
Mulai dari handsball Paul Pogba yang berakibat hadiah penalti untuk Liverpool hingga perseteruan Klopp dan Mourinho yang diawali benturan Andres Herrera dan Roberto Firmino jelang akhir laga.
Perselisihan antara Klopp dan Mourinho tak berlangsung lama. Seusai pertandingan, Mourinho dan Klopp sempat melakukan tos singkat dan adegan sportif di pinggir lapangan tersebut terekam jelas di televisi.
Apapun duel Manchester United dan Liverpool musim ini di Premier League tak menghasilkan pemenang. Dua kali 90 menit berakhir imbang.
Tetapi, musim 2016-2017 belum berakhir. Publik masih bisa menyaksikan duel Setan Merah dan Si Merah musim ini. Rabu (18/1/2017), fans bisa melihat Liverpool lolos ke babak keempat Piala FA.
[video]http://video.kompas.com/e/5292092577001[/video]
Kemenangan 1-0 atas Playmouth Argyle di partai ulangan menjadikan Liverpool menyusul pula Manchester United yang telah lolos dua pekan sebelumnya. Undian babak keempat pun tak akan mempertemukan dua tim besar Inggris ini.
Namun, bisa jadi jika lolos terus, kedua tim akan berjumpa. Entah di Manchester, tak mengapa di Liverpool.
Eits, tunggu dulu, satu fakta yang ada di depan, Manchester United dan Liverpool bisa saja bertemu kembali lebih cepat.
Itu semua akan terjadi di ajang Piala Liga. Kompetisi yang sering dianggap turnamen kelas tiga oleh tim-tim besar Premier League telah memasuki babak semifinal, di mana Manchester United dan Liverpool masih bertahan.
Bicara Piala Liga, Jose Mourinho dan Juergen Klopp punya cerita. Saat menukangi Chelsea pertama kali, Mou sukses memberi gelar pertama setelah 50 tahun bagi Chelsea di ajang Premier League.
Tak hanya itu, Piala Liga adalah trofi pertama yang berhasil dipersembahkan Mou untuk Chelsea. Kemenangan 3-2 lewat perpanjangan waktu di Millenium Stadium, Cardiff, adalah buah suksesnya.
Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool di final kala itu. Sementara buat Juergen Klopp, Piala Liga adalah final pertamanya saat menukangi Liverpool.
Musim lalu, Klopp berhasil membawa Liverpool ke dua final. Hanya, ia gagal mempersembahkan gelar pertama bagi The Reds.
Liverpool takluk dalam drama adu penalti saat menghadapi Manchester City di Wembley dan pada final ajang Liga Europa di St. Jakob Park, Basel, dari Sevilla FC (1-3).
Kekalahan di Wembley itu adalah kegagalan kedua bagi Klopp saat melakoni final di stadion megah Kota London tersebut. Sebelumnya, Klopp merasakan pahitnya kalah saat melakoni final Liga Champions musim 2012-2013.
Baca juga:
- Bermaksud Pamer Otot, Bintang Chelsea Justru Kena Cemoohan
- Sanjungan Menpora untuk Dua Srikandi Penakluk Gunung Vinson Massif
- Striker Kegemukan Masih Jadi Masalah di Torino
Borussia Dortmund, tim yang diarsitekinya kala itu, menyerah 1-2 dari sang juara, FC Bayern Muenchen.
Karena itu, akan jadi menarik bila Manchester United dan Liverpool bisa kembali bertemu dalam duel di atas lapangan musim ini.
Final Piala Liga akan jadi suguhan menarik sekaligus memutus hasil imbang kedua tim dalam tiga pertemuan terakhir. Hanya ada satu syarat agar semua itu bisa terwujud.
Manchester United mengamankan kemenangan 2-0 di leg pertama saat tandang ke markas Hull City pada leg kedua (27/1/2017) dan Liverpool berhasil membalas kekalahan 0-1 di leg pertama dari Southampton pada duel kedua (25/1/2017).
Akan jadi energi tambahan bagi The Reds karena duel semifinal II kontra Soton dilangsungkan di Anfield.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar