Arsitek sirkuit kepercayaan F1 dan MotoGP, Hermann Tilke, sangat tahu kepentingan sebuah tontonan ketika dia membuat sirkuit baru. Soalnya, dia mesti menjawab tantangan dari sirkuit-sirkuit legendaris yang punya keunikan masing-masing.
Penulis: Arief Kurniawan
Paling tidak, tiga sirkuit yang melegenda di Eropa yang hingga kini bentuknya tak berubah drastis, yakni Silverstone di Inggris, Monza di Italia, dan Spa-Francorchamps di Belgia, memiliki semua persyaratan yang membuat adrenalin para pebalap meninggi.
Untuk mengimbanginya, Tilke mesti membuat sirkuit yang memiliki tikungan-tikungan menantang.
Mungkin tidak mampu mengalahkan sensasi trio Maggots- Becketts-Chapel di Silverstone, atau Parabolica di Monza, atau pula Eau Rouge di Spa, tetapi menciptakan sensasi baru adalah ciri khas Tilke.
Sepang di Malaysia, misalnya, memiliki tikungan 5,6,7,8 yang mengalir cepat. Lalu, Istanbul di Turki dengan tikungan 8 yang fantastis.
Tikungan 8 di Istanbul ini begitu disukai oleh para pebalap karena sesungguhnya terdiri dari tiga belokan kecil cepat, mengalir berlawanan dengan arah jarum jam, menurun lalu menanjak. Sensasi itu menjadi satu di sana.
Sejak tikungan 8 di Istanbul menjadi fenomenal, Tilke membuat model tikungan serupa. Di India, Abu Dhabi, dan Amerika dia mencoba meracik sensasi yang sama.
DATA JAKABARING
- Panjang: 4,314 km
- Arah: anti-clockwise (berlawanan arah jarum jam)
- Prediksi lap time: 1:29 (174,5 km/jam)
- Jumlah tikungan: 14 (9 kiri, 5 kanan)
- Kapasitas: 130.000 penonton
- Mulai dibuat: Februari-Maret 2017
- Estimasi biaya: 500-600 miliar rupiah
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.736 |
Komentar