Boleh saja bersedia menggelar balapan yang ditonton lebih dari 100.000 orang, tapi bagaimana soal akomodasi? Palembang membeberkan resep mereka untuk menampung sebegitu banyak orang pada pentas Asian Games dan terutama MotoGP nanti.
Penulis: Arief Kurniawan
Saat ini hotel berbintang di sana berjumlah 45 buah dengan 3.710 kamar, sementara hotel non-bintang, termasuk wisma atlet dan asrama haji, ada 94 dengan 2.400 kamar.
Yang menarik, tambahan hotel berbintang hingga 2018 nanti hanya delapan, itu pun dengan total kamar 1.020.
Jika satu kamar tersebut dihuni dua orang, jumlah yang tertampung tak sampai 20.000.
Karena itu, bila hanya mengandalkan hotel dan penginapan sejenis, Palembang tak sanggup menampung calon penonton MotoGP yang di atas 100.000 orang tersebut.
Jalan satu-satunya untuk membuat mereka nyaman selama di sana adalah pengadaan homestay alias rumah tinggal sementara. “Target kami hingga 2018 adalah 50.000 kamar,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, Irene Camelyn Sinaga.
Pengadaan homestay ini juga sejalan dengan kemauan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Bahwa turis itu tidak melulu harus diarahkan tinggal di hotel berbintang. Dan, bila prediksi jumlahnya melebihi target kamar di hotel, maka homestay adalah solusi terbaik.
[video]http://video.kompas.com/e/5294346855001_v1_pjuara[/video]
Siapkan Insentif
Target 50.000 kamar ini sangat besar dan yang lebih penting adalah mendidik calon penyedia homestay sejak sekarang.
Untuk itulah Irene dan timnya sudah menyiapkan insentif bagi siapa pun yang bersedia menyediakan homestay.
“Kami mungkin akan memberikan bantuan renovasi toilet, peralatan dan perlengkapan tempat tidur, televisi, dan lain-lain. Ini penting kalau bicara kenyamanan sebuah homestay,” tambah Irene.
Ketika masalah transportasi dianggap sudah teratasi sejalan dengan pengerjaan Light Rail Transit (LRT), dan rencana pengadaan jalan tol, plus dua jembatan baru melintasi Sungai Musi, akomodasi mesti juga dipikirkan serius.
“Semoga dengan keberadaan homestay ini keinginan Pak Alex agar daerah-daerah kumuh di Palembang itu berubah menjadi bersih dan rapi bisa ikut terwujud sekaligus,” imbuh Irene lagi.
Gubernur Alex Noerdin memang punya target lain terkait permukiman dan fasilitas umum di ibu kota provinsinya itu. Kalau sekarang, menurutnya, Palembang masih belum siap untuk menjadi tuan rumah yang baik.
“Kami belajar dari Incheon di Korea dan Kuala Lumpur di Malaysia, bagaimana menjadikan lingkungan permukiman, pertokoan, kuliner, dan sejenisnya itu selain bersih, rapi, juga mesti higienis,” kata Alex.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.736 |
Komentar