"Saya baru dua hari berada di Indonesia, tapi sudah langsung bisa melihat tingginya gairah publik Indonesia terhadap timnas. Hal ini membuat saya yakin dan ingin bekerja dengan baik.”
Penulis: Andrew Sihombing
Demikian salah satu kalimat pembuka yang diucapkan Luis Milla saat resmi didaulat sebagai pelatih timnas, Jumat (20/1/2017).
Ekspektasi besar memang mengiringi penunjukan Milla sebagai nakhoda Tim Garuda. Pencinta sepak bola nasional begitu bergairah setelah mencermati rekam jejak sang pelatih anyar.
Sebagai jebolan akademi La Masia yang melegenda itu, Milla meraih berbagai gelar saat berkostum Barcelona, Madrid, dan Valencia, serta kesuksesannya membawa timnas U-21 Spanyol sebagai tim terbaik Benua Biru pada 2011.
Hanya, Milla tak bisa berlama-lama larut dalam hangatnya sambutan. Pelatih berusia 50 tahun ini bisa jadi akan segera menyadari beratnya pekerjaan yang sudah menanti di depan mata.
SEA Games 2017, ajang di mana Milla dituntut bisa mempersembahkan medali emas, sudah bergulir enam bulan mendatang. Milla jelas membutuhkan bantuan dari semua pihak, terutama PSSI.
Untungnya, sinyal positif sudah diterima. PSSI setidaknya memastikan tidak ada lagi konflik kepentingan antara klub dengan timnas seperti yang terjadi di Piala AFF 2016.
“Sekarang sudah pasti bahwa kepentingan timnas merupakan hal nomor satu. Tidak ada lagi alasan bagi klub untuk tidak melepas pemain,” kata Sekjen PSSI, Ade Wellington.
"Hal itu sudah dipastikan. PSSI juga memastikan tidak ada pembatasan jumlah pemain untuk dilepas ke timnas," ucapnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar