Melalui SSB Harimau Tapanuli, Sepak Bola Medan Mencoba Bergairah Kembali

Nama klub Harimau Tapanuli (Hartap) lama tidak terdengar setelah dibubarkan sekitar 2004. Walhasil, Stadion TD Pardede, Jalan Binjai Kilometer 10,8 Kota Medan, yang menjadi markas mereka, sempat sepi dan tak terurus.

Penulis: Abdi Panjaitan

Stadion TD Pardede barul mulai ramai ketika PSMS Medan menggunakannya pada 2007. Hingga saat ini, stadion yang didirikan oleh Tumpal Dorianus Pardede itu sering dipakai untuk pertandingan uji coba klub lokal di Kota Medan.

Di awal 2017, gaung Hartap pun mulai didengar. Mantan pemain klub sepakat mendirikan sebuah sekolah sepak bola (SSB) Harimau Tapanuli (Hartap).

Saat ini, mereka sudah memiliki siswa sebanyak 40 orang dan menggelar latihan di Stadion TD Pardede.

Baca juga:

• Pemain Korea Selatan masih Beradaptasi di Madura United
• Teco Dibimbing Pelatih yang Bawa Brasil Juara Piala Dunia 1994
• Atalanta Munculkan Dua Bayi Ajaib Lagi

"Sebenarnya, pada 2014 SSB Hartap sudah diprakarsai oleh rekan-rekan lain seperti Colly Misrun, Viktor Hutabarat, Zulkifli, dan Petrus. Namun, aktivitas terhenti karena masing-masing mendapatkan tawaran melatih di klub-klub lokal. Saat itu, jumlah siswanya sudah lumayan, mencapai 70-an anak," kata Zulimri, mantan pemain Hartap yang kini mengaktifkan kembali SSB tersebut.

"Saya pikir, adalah sayang bila SSB ini tidak dilanjutkan. Saya lantas mengaktifkannya lagi. Sekarang sudah ada sekitar 40 siswa di SSB Hartap. Yang paling tua kami bina kelahiran 2002 (U-15) hingga termuda kelahiran 2007 (U-10)," ucapnya melanjutkan.

Kurangi Kenakalan

Zulimri sadar bahwa kemajuan SSB ini butuh bantuan dari rekan mantan pemain Hartap lain.

Dia mengimbau teman-teman sejawatnya agar membantu gaung Hartap bisa hidup kembali melalui SSB tersebut.

Selain itu, SSB Hartap juga didirikan untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak.

Menurut Zulimri, di kawasan tersebut sangat banyak anak-anak yang menghabiskan waktu di warung internet.

"Alasan utama SSB Hartap aktif kembali adalah mengurangi jam bermain anak-anak di warnet. Mudah-mudahan, dengan latihan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu dapat mengurangi niat mereka ke warnet, yang biasa dilakukan siang hingga malam," tuturnya.

Lalu, bagaimana dengan respons Johny Pardede, pendiri Hartap?

Zul, panggilan akrab Zulimri, mengaku memang belum mendapat­kan tanggapan.

Namun, dia yakin bahwa pemilik Hartap sekaligus Stadion TD Pardede itu mau melihat keseriusan mantan pemain dalam mengelola SSB.