SLEMAN, JUARA.net – Penantian mantan pemain PSS Sleman yang terkena kasus sepak bola gajah pada 2014 berakhir sudah. Para pemain dan ofisial tim dibebaskan atas kasus pada pertandingan PSS melawan PSIS Semarang di kompetisi Divisi Utama 2014.
Pemutihan itu diberitahukan melalui surat yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Edi Rahmayadi. Manajemen PSS menerima surat tersebut pada Senin (23/1/2017) siang.
Melalui surat tersebut, PSSI membatalkan hukuman Komdis PSSI No 211/DU/KPD PSSI 2014. Keputusan itu pun memulihkan status terhukum sehingga dapat beraktivitas kembali di sepak bola Indonesia.
Keputusan PSSI itu membuat Heri Kiswanto (pelatih PSS 2014), Edi Broto (asisten pelatih), dan Herwin Sirajudin (pelatih fisik) kembali bisa bekerja.
Baca juga:
- Striker Potensial Dibyo Caesario Alami Sakit Parah
- Bebas dari Sanksi Sepak Bola Gajah, Herkis Bakal Tangani Persela Lamongan
- Penyerang Timnas Kamboja Gabung Klub Jepang
Sementara itu, para pemain seperti Anang Hadi, Mudah Yulianto, Eko Setiawan, Ridwan Awaluddin, Moniega Bagus, Wahyu Gunawan, dan Marwan Muhammad dapat kembali bermain.
”Kami bersyukur karena mereka telah diputihkan oleh PSSI. Ini lebih bersifat individu. Kalau ke tim memang tidak berimbas besar,” kata Manajer PSS, Arif Juli Wibowo.
Meski sudah bebas, tidak semua pemain bisa kembali ke PSS. Pasalnya beberapa di antara mereka sudah berusia di atas 25 tahun, termasuk Anang Hadi yang menjadi kapten PSS di musim 2014.
Padahal, PSS sudah menggunakan slot lima pemain di atas 25 tahun untuk musim 2017. Mereka adalah Busari, Nasirin, Waluyo, Dirga Lasut, dan Riski Novriansyah.
”Mereka kemungkinan tidak direkrut. Kalau Mudah Yulianto sempat masuk kriteria. Namun info yang kami terima, dia mengalami cedera karena ikut tarikan kampung,” ujar Arif.
Saat tampil di Indonesia Soccer Championship (ISC) B, PSS sesungguhnya memasukkan para pemain yang dikenai sanksi. Hanya, mereka tidak disahkan oleh pengelola turnamen.
Mereka pun gagal tampil di ISC B.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar