Setelah tim nasional sepak bola Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2016, kini giliran timnas futsal beraksi di ajang serupa. Jaelani Ladjanabi cs ingin membalas kegagalan Boaz Solossa dkk dalam Piala AFF Futsal 2016 di Hua Mak Stadium, Bangkok, Thailand, 23-29 Januari 2017.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Jaelani Ladjanabi, yang kini berperan sebagai kapten, ingin mengulang kesuksesan saat menjuarai Piala AFF 2010.
Baginya, dengan persiapan dan komposisi pemain saat ini, bukan hal mustahil bisa mengulangi kegemilangan tersebut.
"Komposisi pemain sekarang lengkap. Pemain mudanya bagus-bagus. Sebuah Modal berharga. Persiapan timnas juga berjalan sesuai trek," kata Jaelani.
Hal serupa dikatakan Bambang Bayu Saptaji. Eks pemain klub Tiongkok, Dalian, itu melihat 17 nama yang kini menghuni timnas memiliki keunggulan yang bisa terus dikatrol untuk menjadi senjata.
"Di timnas saat ini banyak yang bisa melakukan penetrasi. Selain itu, banyak pemain juga cepat melakukan serangan balik. Kelebihan inilah yang menurut saya harus dimaksimalkan," tutur Bayu.
Tak hanya itu, sisi nonteknis dari para pemain anyar tampaknya juga bisa menjadi pembeda.
"Sebagai pemain baru, jika nanti dipercaya, saya ingin memberikan yang terbaik untuk timnas. Saya berharap pengalaman perdana di Piala AFF edisi ini bisa berakhir manis," ujar Alfajri Zikri, pemain debutan di timnas.
Baca Juga:
- Manchester City di Persimpangan Jalan
- Luis Milla dan Tiki-taka di Mata Manahati Lestusen
- Ini Obsesi Navas bersama Real Madrid
Kelemahan
Sementara itu, tim pelatih telah melakukan evaluasi dalam persiapan timnas. Satu hal yang menjadi titik berat sebelum keberangkatan adalah pertahanan.
Nazil Purnama dkk dianggap masih terlalu rapuh dalam menggalang pertahanan. Dari empat laga uji coba lokal saja, timnas sudah kemasukan 18 gol.
"Tentu kondisi ini harus diperhatikan. Di AFF nanti, dipastikan lawan lebih baik," kata Jaelani.
Lebih rinci, asisten pelatih Wahyu Trianto mengungkapkan ada satu titik yang menjadi biang keladi.
"Kami masih lemah saat second post atau biasa disebut tiang kedua. Hal itu yang menjadi evaluasi kami. Sebagai solusinya, kami mulai fokus berlatih mengantisipasi hal itu dalam beberapa sesi latihan terakhir," ucapnya.
Menurut Wahyu, second post yang dimaksud adalah saat timnas sedang tertekan menghadapi lawan yang lebih banyak di area sendiri sehingga ada pemain lawan yang tidak terkawal.
Dalam kondisi tersebut, perlu otomatisasi bagaimana sistem pertahanan timnas bisa berjalan mulus untuk membentengi gawang.
[video]http://video.kompas.com/e/5290448189001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar