Juara Liga Champions Asia 2016 asal Korea Selatan, Jeonbuk Motors, dilarang berpartisipasi dalam ajang tersebut untuk edisi 2017 karena tersangkut skandal pengaturan skor di K-League.
Kepastian Jeonbuk tak dapat mengikuti Liga Champions Asia 2017 diumumkan oleh Federasi Sepak Bola Asia (AFC) pada Rabu (18/1/2017).
Jeonbuk terbukti melakukan kecurangan karena salah satu perwakilan mereka ketahuan membayar seorang wasit pada 2013.
Sebagai hukumannya, poin Jeonbuk pada klasemen K-League 2016 dikurangi sembilan angka. Mereka juga dikenai denda sebesar 100 juta won Korea Selatan (Rp 1,1 miliar).
Alhasil, Jeonbuk yang sempat memimpin klasemen, terpaksa menduduki posisi kedua. Gelar juara K-League 2016 pun akhirnya diraih FC Seoul dengan perolehan 70 poin.
The AFC President hails Jeonbuk Hyundai Motors after #ACL2016 win.
Read: https://t.co/ddA9PeCUjy#TheAFC #OAOG #ThisIsOurTime pic.twitter.com/bDNdW9slVD
— The-AFC.com (@theafcdotcom) November 26, 2016
Jeonbuk menjadi juara Liga Champions 2016 berkat kemenangan agregat 3-2 atas Al Ain dalam dua leg partai final.
Namun, dengan adanya sanksi dari AFC, Jeonbuk tentu tak dapat mempertahankan gelar juaranya tersebut.
"Badan Independen AFC memutuskan bahwa Jeonbuk Motors tak memenuhi syarat berpartisipasi dalam kompetisi AFC untuk 2017 karena keterlibatannya dalam mengatur atau memengaruhi hasil laga K-League pada 2013 dan 2014," demikian bunyi pernyataan AFC.
"Mereka melanggar peraturan pasal 11.8 dalam Panduan Manual untuk kompetisi klub AFC 2017-2020. Jeonbuk dianggap tak memenuhi kriteria olahraga untuk berpartisipasi dalam Liga Champions Asia 2017."
Hukuman itu tak diterima begitu saja oleh Jeonbuk. Rencananya, klub yang berdiri pada 1994 itu akan melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | AFC |
Komentar