Cemas. Kata itu yang dikatakan eks pemain PSMS Medan era 1980-an, Amrustian, terkait skuat terbaru klubnya untuk musim 2017. Dari ke-12 pemain baru pilihan pelatih Mahruzar Nasution, skuat PSMS dinilai Amrustian masih mencemaskan.
Sebab, PSMS hanya punya dua pemain level Indonesia Super League (ISL) dari 12 pilar yang sudah ada sekarang. Dua nama itu adalah gelandang Legimin Raharjo serta bek Hadiantono.
Sisanya, pemain level Divisi Utama dan amatir, yang bermain di PON 2016 Jawa Barat.
Karena itu, Amrustian berharap pemain yang terpilih ini harus tetap didampingi pemain berpengalaman dari level ISL.
"Akibat belum solidnya manajemen, kami harus waspada. Jangan sampai PSMS turun ke Liga Nusantara."
Eks Pemain PSMS, Amrustian
Amrustian cukup rajin datang dan melihat proses seleksi pemain PSMS yang digelar di lapangan Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto, Medan, baik saat dipimpin pelatih terdahulu, Selamet Riadi, maupun pelatih saat ini, Mahruzar Nasution.
Mantan pelatih PSBL Langsa ini melihat materi tak sesuai dengan target yang diusung pengurus PSMS. Jika tidak ada materi pemain ISL, dia memrediksi Mahruzar Nasution akan pusing tujuh keliling.
"Kalau lah materi yang ini, maka jangan cerita soal ISL. Mahruzar harus ekstra keja keras, karena bertahan saja pasti akan sulit," kata Amrustian.
"Dalam pengamatan saya, pemain yang ada masih di bawah standar. Saya pikir ini harus segera diperhatikan, jangan sampai PSMS bubar karena terjun ke Liga Nusantara."
Baca juga:
- Winger Asli Indonesia Rasakan Atmosfer Kasta Keempat Liga Spanyol
- Musim 2017, Cilegon United Ditangani Pelatih dari Moldova
- Lukas Podolski Berpeluang Besar Berkarier di Liga Jepang
Pria dengan sapaan Amrus ini tidak terlalu mempersoalkan masuknya pelatih baru ke PSMS. Menurut Amrustian, pergantian itu bagian dalam sepak bola di Indonesia.
Namun materi pemain yang ikut seleksi dan kinerja manajemen PSMS yang belum solid menjadi perhatian utamanya.
"Pergantian pelatih enggak apa-apa, karena jika dihitung dari jadwal kick-off, PSMS masih punya waktu mempersiapkan tim. Tetapi kenapa dia yang menyeleksi, orang lain yang melatih. Dari sini, saya sudah memberikan tanda tanya," katanya.
Bagi Amrus, hal itu bisa menjadi salah satu bukti belum solidnya manajemen PSMS Medan. Ini sangat membahayakan kelangsungan tim kebanggaan Kota Medan di pentas sepak bola nasional.
"Akibat belum solidnya manajemen, kami harus waspada. Jangan sampai PSMS turun ke Liga Nusantara. Masa sampai sekarang kami hanya mengurusi pengurus," tutur Amrustian.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar