Claudio Ranieri bekerja sangat keras buat memperbaiki performa Leicester. Tanda-tanda perbaikan itu memang sudah terlihat.
Seperti kebanyakan pelatih top, salah satu cara buat memberikan kestabilan pada sebuah tim yang sedang limbung adalah dengan memperbaiki cara bertahan tim.
Setidaknya dengan mencegah lawan membuat gol, sebuah tim bisa mendapatkan satu poin dari hasil imbang.
Ranieri sepertinya juga melakukan hal itu, yang terlihat di dua laga Premier League teranyar mereka ketika melawan West Ham dan Middlesbrough.
Di dua laga itu, Leicester menang 1-0 dan bermain imbang 0-0.
Baca juga:
- De Gea Harus Jadi Galactico di Real Madrid
- Triple-Double Westbrook Tak Cukup untuk Menangkan Thunder
- Hasil Pertandingan NBA Sabtu (14/1/2017)
Bukan hanya mencatat dua clean sheet, Leicester juga cuma menderita tiga tembakan tepat sasaran di masing-masing laga.
Rataan itu menurun drastis dari rata-rata yang terjadi di 18 laga pertama musim ini yang mencapai 4,9 atau dibulatkan lima kali dalam satu pertandingan.
Jumlah kebobolan masif sebanyak 31 kali itu pun menunjukkan ada yang salah dengan cara bertahan Leicester hampir di separuh pertama EPL 2016-2017.
Menurut Ranieri, pria yang baru saja didapuk sebagai The Best FIFA Men's Coach 2016, timnya tidak sefokus musim lalu ketika menjalani laga Premier League.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Bein Sport, Whoscored, FIFA |
Komentar