Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jago Basket Asia Tenggara Bukan Hanya Filipina

By Senin, 16 Januari 2017 | 08:33 WIB
Atlet basket Indonesia, Christian Sitepu, saat berlaga di Sea Games 2015, di OCBC Arena Hall 1, Kallang, Singapura.
FERNANDO RANDY/BOLA
Atlet basket Indonesia, Christian Sitepu, saat berlaga di Sea Games 2015, di OCBC Arena Hall 1, Kallang, Singapura.

Soal bola basket, Filipina memang sudah lama merajai Asia Tenggara. Besar kemungkinan mereka kembali jadi raja di SEA Games (SEAG) Malaysia 2017. Akan tetapi, timnas basket putra Indonesia tetap tak gentar.

Penulis: Persiana Galih

Indonesia dan Filipina memang pernah bertemu dalam partai final yang berlangsung alot, di final basket SEAG Singapura 2015.

Meski Indonesia akhirnya kalah, timnas basket kita berhasil menunjukkan perlawanan yang baik.

Namun, manajer tim basket putra, Suhadi, tak ingin menjadikan peristiwa tersebut sebagai patokan.

Baca juga:

 

Menurut dia, saat ini Thailand, Singapura, dan Malaysia merupakan negara yang siap membuat kejutan di SEAG 2017.

"Konsentrasi kami tidak selalu ke Filipina. Kami khawatir negara lain justru lebih kuat tahun ini," tutur Suhadi.

Thailand, misalnya, ditakuti karena memiliki liga yang sehat, karena memperbolehkan timnya menggunakan pemain asing.

"Liga di Thailand juga mengundang dua tim luar negeri. Artinya kompetisi mereka sangat baik," katanya.

Sementara rata-rata pemain Malaysia dan Singapura sudah berpengalaman di kejuaraan ASEAN Basketball League.

"Artinya, pemain nasional mereka sudah biasa bermain dengan level tinggi," ujar Suhadi.

Tanpa Digaji

Sejauh ini, pelatnas tim bola basket putra yang digelar sejak November 2016 masih bergulir dan berjalan mulus.

Namun, hingga pelatnas ditutup bulan ini, mereka tak mendapatkan sepeser pun gaji.

"Mereka hanya dapat uang saku sekitar 3-4 juta rupiah saja per pemusatan latihan. Uang itu bersumber dari Perbasi. Dalam aturannya, Satlak Prima memang baru mencairkan dana pada April 2017," kata Suhadi.

Meski demikian, Suhadi mengaku para pemain timnas yang dipanggil tak pernah mengeluh.

Mereka mengerti jika Perbasi mesti menghemat anggaran karena banyaknya pengeluaran tahun ini.

Timnas basket memerlukan biaya 250-300 juta rupiah per pelatnas. Menurut Suhadi, anggaran tersebut diperlukan untuk uang saku, biaya hotel, biaya makan, dan lain-lain.

Jeda IBL

Sementara ini, pelatnas basket diliburkan mengingat IBL yang akan digelar 20-22 Januari di Surabaya.

Suhadi akan kembali mengumpulkan para pemain pada 23-26 Januari untuk pemusatan latihan di Surabaya.

"Setelah itu, Februari dan Maret, kami tidak akan memiliki waktu untuk kumpul. Baru pada April, kami punya waktu tiga sampai empat hari untuk pemusatan latihan lagi," ujar Suhadi.

Selain itu, timnas basket putra tengah merencanakan empat pertandingan uji coba.

Dua di antaranya, mereka ingin mencoba menjajal tim luar negeri.

Meski demikian, Suhadi belum dapat memastikan dua tim asing yang ingin mereka ajak beruji coba.

"Kalau di dalam negeri, sepertinya kami akan melawan CLS Knights dan Pacific pada akhir Januari ini," tutur dia.

[video]http://video.kompas.com/e/5280308358001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.733


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X