Nota kesepakatan baru terkait usia pemain di Liga Indonesia yang disampaikan PSSI kepada pemilik klub selepas Kongres Tahunan PSSI 2017 di Bandung (8/1/2017) terus menjadi polemik. Hanya, fokus perdebatan di antara klub-klub pada dua kasta tertinggi tidaklah sama.
Penulis: Andrew Sihombing/Budi Kresnadi/Gonang Susatyo
Sebagaimana diketahui, selain mengurangi jatah pemain asing dari empat (minimal satu pemain Asia) menjadi tiga (minimal 1 dari Asia), PSSI juga menetapkan bahwa klub-klub LSI hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua pemain berusia di atas 35 tahun.
Aturan ini diharapkan bisa memicu munculnya pemain muda berkualitas hingga memudahkan pelatih timnas menuju SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Suara menentang terdengar dari pemain. Salah satunya kiper senior Persib, I Made Wirawan, yang baru merayakan ulang tahun ke-36 pada 12 Januari. Ia menyebut regulasi itu mematikan karier pemain secara paksa.
"Kalau harus ada yang muda, bukan berarti mesti menyingkirkan pemain tua. Tidak perlu ada pembatasan umur karena ukuran sepak bola profesional adalah kualitas, bukan usia," tutur Made.
"Untuk memuluskan regenerasi, lebih baik federasi mematangkan pengembangan pemain di setiap jenjang umur," katanya.
Suara senada disampaikan Presiden Persija, Ferry Paulus, saat ditemui selepas prosesi pemakaman kiper Arema, Achmad Kurniawan, di Cijantung, Rabu (11/1/2017).
Saat ini Persija memiliki tiga pemain di atas 35 tahun, yakni Hong Soon-hak, Bambang Pamungkas, dan Ismed Sofyan, serta Maman Abdurrahman yang akan berusia 35 tahun pada Mei mendatang.
"Untuk memuluskan regenerasi, lebih baik federasi mematangkan pengembangan pemain di setiap jenjang umur," katanya.
"Jika regulasi benar diterapkan, klub mesti membayar kompensasi karena kontrak pemain terputus bukan akibat kesalahan mereka," ujarnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar