Kesabaran adalah sesuatu yang langka dalam dunia sepak bola, terutama berkaitan dengan kinerja pelatih. Target awal musim tak tercapai berarti siap-siap didepak, entah di pertengahan maupun pengujung kompetisi.
Penulis: Indra Citra Sena
Pemecatan pelatih gara-gara alasan tak mencapai target juga sering terjadi di Indonesia.
Tingkat kesabaran klub-klub nasional bahkan tergolong tipis sehingga jarang ada kasus mempertahankan pelatih yang gagal memenuhi ekspektasi.
Sriwijaya FC termasuk salah satu klub yang dengan senang hati memberikan kesempatan kedua kepada pelatihnya, Widodo C Putro, kendati Laskar Wong Kito cuma bisa menempati posisi keempat di tabel klasemen akhir Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Padahal, Sriwijaya kabarnya sempat memasang target menjuarai TSC 2016. Hal ini telah diakui sendiri oleh Widodo beberapa waktu lalu ketika kompetisi memasuki pekan-pekan penentuan dan klubnya dipastikan tercecer dalam perburuan titel.
Widodo juga pernah merasa gagal melambungkan Sriwijaya dan siap menanggung konsekuensi bila manajemen klub keberatan melanjutkan kerja sama dengannya.
Akan tetapi, kenyataan yang terjadi justru di luar dugaan.
Manajemen Sriwijaya secara resmi memutuskan bakal memakai jasa Widodo untuk memimpin tim di Liga Super Indonesia (LSI) (2017) pada Sabtu (7/1/2017). Target barangkali tak tercapai, tapi ia mampu menyulap Laskar Wong Kito menjadi haus gol.
"Widodo barangkali merasa gagal memenuhi target, tapi kami meyakini dia bisa berprestasi lebih baik lagi. Kami ingin Widodo mencoba lagi. Targetnya tentu menjuarai LSI 2017," kata Sekretaris Sriwijaya, Ahmad Haris, kepada BOLA.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar