Pelatih Heri Kiswanto sudah tak sabar ingin segera turun ke lapangan menangani tim sepak bola. Namun, dia harus menunggu sampai hukumannya dicabut. Heri menjadi korban insiden sepak bola gajah musim 2014, saat PSS Sleman menjamu PSIS Semarang.
Pelatih yang biasa disapa Herkis ini sudah mengajukan peninjauan kembali terhadap hukuman seumur hidup dilarang berkecimpung di dunia sepak bola.
Hukuman tersebut dijatuhkan oleh Komisi Disiplin PSSI terkait kasus sepak bola gajah saat laga PSS Sleman kontra PSIS Semarang pada laga Divisi Utama Liga Indonesia 2014.
"Saya optimistis PSSI akan memberikan pengampunan, semoga surat resminya bisa keluar secepatnya," ujar Heri Kiswanto kepada JUARA.
Baca juga:
- Mantan Manajer Timnas Indonesia Kecam Pembatasan Usia di Divisi Utama
- Kontak Djadjang, Jajang Ingin Jadi Bagian Persib Musim 2017
- Direktur Teknik Timnas: Regulasi Baru Divisi Utama, PSSI Harus Cari Solusi
Ia berharap hukuman yang dinilainya sangat berat itu dicabut karena dirinya tidak pernah melakukan tindakan tercela itu.
Mantan kapten tim nasional (timnas) Indonesia ini mengaku sangat terpukul dengan hukuman tersebut. Setelah kejadian itu, ia pun benar-benar menjauhi sepakbola.
"Bahkan, tawaran dari salah satu stasiun televisi untuk menjadi komentator saya tolak," ucapnya.
Meski statusnya masih terhukum, tawaran untuk melatih tetap berdatangan dari klub Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama.
"Semua tawaran itu saya pertimbangkan. Bagaimanapun, sepak bola adalah habibat saya. Apapun yang terjadi, saya tak bisa meninggalkannya," tutur pelatih yang selama menjadi pemain aktif hanya sekali menerima kartu kuning ini.
Setelah hukumannya dicabut, pelatih berlisensi A AFC ini bertekad tahun ini akan kembali berkiprah sebagai arsitek tim.
[video]http://video.kompas.com/e/5275130960001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar