Di balik lima scudetto berturut-turut, Juventus punya catatan minor di tengah-tengah kompetisi. I Bianconeri cenderung kehilangan poin saat kompetisi berlanjut usai pergantian tahun, tepatnya antara akhir Januari hingga awal Februari.
Penulis: Lariza Oky Adisty
Catatan mereka pada musim 2011-2012 bisa menjadi contoh. Sampai pekan ke-17 (8/1/2012), Juve meraup kemenangan 1-0 atas Lecce. Namun, sepekan berikutnya, mereka ditahan seri 1-1 oleh Cagliari.
Gianluigi Buffon dkk kembali kehilangan prospek tiga poin pada pekan ke-21 dan 22. Juve hanya sanggup bermain imbang tanpa gol, masing-masing melawan Siena (5/2/2012) dan Parma (15/2/2012).
Bak deja vu, tren tersebut terulang lagi pada musim berikutnya. Pada 2012-2013, mereka dua kali seri dan dua kali kalah pada periode Januari-Februari.
Kekalahan ketiga dan keempat Juventus di musim tersebut terjadi melawan Sampdoria (2-1; 6/1/2013) dan AS Roma (0-1; 16/1/2013).
Dua kekalahan tersebut mengapit hasil seri 1-1 melawan Parma (13/1/2013) dan Genoa (26/1/2013).
Juventus have set a new Serie A record by winning 26 consecutive league games at home. pic.twitter.com/XsQXtHhnjP
— 8 Fact Football (@8Fact_Footballl) January 9, 2017
Mengapa hal itu bisa terjadi? Tuntutan tampil di ajang lain bisa jadi penyebab utama. Pada 2012, misalnya, Juventus harus meladeni AC Milan pada leg pertama semifinal Coppa Italia.
Pertandingan itu berlangsung pada 8 Februari 2012 atau tiga hari setelah bermain melawan Siena dan satu pekan sebelum laga kontra Parma di Serie A.
Jadwal padat Juventus di awal tahun terulang lagi pada musim 2012-2013. Juve kembali bertanding di Coppa Italia, tepatnya pada babak 8 besar melawan AC Milan.
Pertemuan itu terjadi pada 8 Januari, atau di tengah-tengah dua laga Serie A kontra Sampdoria dan Parma. Kelihaian Juventus bertanding di multiajang baru terasa pada musim 2013-2014 dan seterusnya.
Pada musim 2013-2014, Juventus hanya seri dua kali di awal tahun, yaitu pada pekan ke-21 melawan Lazio dengan skor 1-1 (25/1/2014) dan 2-2 melawan Hellas Verona (9/1/2014).
Hasil seri kontra Lazio terjadi empat hari setelah Juve tersisih dari perempat final Coppa Italia.
Baca Juga:
- Inilah Pemain Terbaik Dunia Pilihan Kapten Timnas Asia Tenggara
- Satu-satunya Pemain Real Madrid yang Belum Cetak Gol Musim Ini
- Duet Bacca-Lapadula, Formula Andalan AC Milan pada 2017?
Musim 2014-2015 juga Juve hanya dua kali hanya meraup hasil imbang. Tepatnya, 0-0 kontra Udinese (2/2/2015) dan 2-2 melawan Cesena (15/2/2015).
Lagi-lagi, hasil imbang melawan Udinese terjadi hanya berselang beberapa hari dari pertandingan di Coppa Italia.
Catatan terbaik terjadi pada musim 2015-2016. Juventus hanya sekali gagal menang pada dua bulan pertama tahun baru. Tepatnya, saat mereka diimbangi Bologna tanpa gol, 19 Februari 2016.
Memasuki dua bulan pertama 2017, Juventus akan menghadapi sejumlah lawan berat, termasuk Fiorentina (15/1/2017), Lazio (22/1/2017) dan Inter (5/2/2017). Belum menyebut laga 16 besar Liga Champions pada ujung Februari.
Periode Januari-Februari akan menjadi ujian besar bagi misi Claudio Marchsio dkk melanjutkan dominasi mereka di Serie A.
[video]http://video.kompas.com/e/5270944198001[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.732 |
Komentar