Kongres Tahunan PSSI di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu (8/1/2017), telah menetapkan Luis Fernandez sebagai satu dari dua calon pelatih tim nasional (timnas) Indonesia.
Terselip harapan buat publik sepak bola nasional menilik rekam jejak Fernandez sebagai pelatih. Dia pernah menangani klub besar Eropa seperti Paris Saint-Germain (PSG), Athletic Bilbao, dan Espanyol.
Di level internasional, sosok kelahiran Spanyol itu sudah teruji bersama timnas senior Israel dan Guinea.
Catatan paling mencolok terlihat saat Fernandez mengasuh PSG. Dia menjalaninya dalam dua periode, yaitu dari 1994 hingga 1996 dan sejak 2000 sampai 2003.
Pada periode pertama, PSG asuhan Fernandez mampu merengkuh lima trofi, termasuk Piala Winners pada 1996.
Final Piala Winners dimenangi PSG dengan skor 1-0 berkat gol tunggal Bruno N'Gotty. Di tim Fernandez saat itu, terselip Youri Djorkaeff yang pernah menjuarai Piala Dunia bersama Perancis.
Baca Juga:
- Real Madrid Tak Butuh Ronaldo Lagi?
- Penjaga Gawang Ini "Geli" terhadap Penalti
- 5 Transfer Musim Dingin Tersukses
Sinar Fernandez turut terlihat di kompetisi kasta pertama Eropa alias Liga Champions. Di ajang ini, dia menjalani 15 pertandingan bersama PSG dengan rincian delapan kemenangan, tiga imbang, dan empat kekalahan.
Dari delapan kemenangan tersebut, satu di antaranya diraih atas Barcelona pada perempat final edisi 1994-1995. PSG menang 2-1 berkat gol Rai dan Vincent Guerin.
Kemenangan tersebut tergolong mengejutkan. Sebab, Barcelona memiliki materi istimewa dengan kehadiran Ronald Koeman, Gheorghe Hagi, Eusobio, dan Hristo Stoichkov. Mereka juga ditangani Johan Cruyff, yang menjadi inisiator taktik tiki-taka di Barcelona.
Menentang pemain bintang
Berkat perjalanannya bersama tim-tim besar Eropa, Fernandez juga pernah menangani para pemain bintang. Sebut saja Ronaldinho, Nicolas Anelka, Joseba Etxeberria, Ismael Urzaiz, dan Mauricio Pochettino.
Akan tetapi, Fernandez tidak terbuai dengan nama besar pemain. Dia bahkan berani membangkucadangkan pemain bintang yang dianggap tidak disiplin.
Contohnya adalah Ronaldinho. Gelandang serang asal Brasil itu kerap ogah-ogahan mengikuti sesi latihan ketika membela PSG.
"Pelatih Fernandez merasa jengkel karena sikap Ronaldinho yang tidak menghargai pelatih dan pemain. Fernandez pun mencadangkan dia demi mematangkannya," tutur eks pemain PSG, Jerome Leroy.
Anelka turut menjadi "korban" ketegasan Fernandez. Pada musim 2001-2002, Anelka berkali-kali melontarkan kritik terbuka kepada Fernandez karena sering dicadangkan.
Enggan merusak harmonisasi ruang ganti, Fernandez lantas membukakan pintu keluar untuk sang pemain.
"Saya tidak menginginkan pemain melawan keinginannya. Bergantung kepada klub apakah ingin menjual Anelka atau tidak," ucap Fernandez.
Benar saja, pada Januari 2002, Anelka dilepas ke Liverpool dengan status pemain pinjaman hingga akhir musim.
Tangan dingin dan kedisiplinan pria berusia 57 tahun itu telah terbukti. Tinggal bagaimana pemain bisa mengikuti kemauan sang pelatih atau tidak, kalau Fernandez resmi terpilih tentunya.
[video]http://video.kompas.com/e/5265766857001[/video]
Editor | : | |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar