Mantan pebulu tangkis tunggal putri nomor satu dunia, Carolina Marin, menyebut Pusarla Venkata Sindhu sebagai rival terberatnya saat ini.
Hal tersebut tidak lepas dari duel epik yang dilakoni keduanya pada babak final Olimpiade Rio 2016, medio Agustus tahun lalu.
Marin memang tampil sebagai pemenang setelah menyelesaikan pertandingan dengan sko 19-21, 21-12, 21-15.
Namun, atlet 23 tahun ini tidak menampik bahwa permainan Sindhu mengalami perubahan yang sangat signifikan.
"Mungkin (lawan terberat saya sekarang) adalah Sindhu karena dia berkembang sangat pesat, tetapi pemain China tetap harus diperhitungkan," kata Marin yang dilansir Times of India, Sabtu (7/1/2017).
"China selalu mendominasi dan mereka selalu punya beberapa pemain yang bagus," ujar Marin lagi.
Marin sukses mematahkan dominasi China saat meraih gelar juara dunia pertama pada 2014. Kala itu, Marin tampil sebagai kampiun seusai mengalahkan wakil China, Li Xuerui, melalui rubber game (17-21, 21-17, 21-18).
Dia kembali mengalahkan Li pada babak final Malaysia Terbuka 2015 (19-21, 21-19, 21-17). Setelah itu, Marin menundukkan Wang Shixian pada babak final Australia Terbuka 2015 (22-20, 21-18).
"Saya pikir media-media China tidak begitu menyukai saya karena meruntuhkan tembok China dan mengalahkan beberapa pemain top mereka," ucap Marin.
"Mereka tidak bisa menerima ada satu gadis Spanyol yang melakukan itu," kata atlet kelahiran Huelva ini.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | times of india |
Komentar