Antonio Conte mengeluarkan pernyataan yang menyenangkan bagi suporter Chelsea. Pelatih asal Italia tersebut mengaku ingin bertahan dalam jangka waktu yang lama di Stamford Bridge.
Conte menangani Chelsea sejak awal musim ini setelah menandatangani kontrak selama 3 tahun.
Pada awal pekan ini, Direktur Teknik Michael Emenalo mengaku yakin Conte adalah pelatih yang tepat untuk menangani Chelsea dalam periode waktu panjang.
Pernyataan Emenalo jadi sinyal baik buat Conte, mengingat Chelsea tak pernah awet memiliki pelatih. Sejak klub dibeli Roman Abramovic pada 2003, The Blues sudah 11 kali berganti pelatih.
Terkait harapan Emenalo, Conte pun memiliki impian yang sama soal masa depannya di Chelsea.
"Pastinya, saya berada di klub besar saat ini dan saya ingin bertahan dalam waktu yang panjang," kata Conte.
Demi mewujudkan keinginannya tersebut, Conte mengaku bahwa dia harus bekerja keras untuk mempersembahkan trofi bagi tim. Dia pun siap melewati segala tantangan dan tekanan yag akan dihadapi.
"Saya teringat sekitar tiga bulan lalu. Ada seseorang yang mengatakan kepada saya bahwa klub akan memecat saya. Sepak bola seperti ini karena sepak bola bisa dengan cepat mengubah pandangan Anda. Saya ingin bekerja," ujarnya.
Antonio Conte's record is simply unbelievable. pic.twitter.com/QuiazamPRk
— Conte Stuff (@Conte_stuff) December 31, 2016
Rapor Conte cukup memuaskan sejuah ini. Pelatih berusia 47 tahun tersebut mampu membawa Chelsea bertengger di puncak klasemen sementara Premier League hingga pekan ke-20.
Conte pun sukses mempersembahkan 13 kemenangan beruntun, sebelum takluk 0-2 dari Tottenham Hotspur pada 5 Januari 2017.
Conte mengaku yakin pasukannya akan bangkit setelah dikalahkan Tottenham.
"Kami kecewa karena saat Anda kalah sebuah pertandingan, itu normal menjadi kecewa. Namun, kami harus memainkan 13 laga tersisa. Kini yang terpenting untuk bangkit. Saya ingin melihat atmosfer yang bagus pada pekan ini diantara pemain," tutur Conte.
[video]http://video.kompas.com/e/5270876915001[/video]
Editor | : | |
Sumber | : | London Evening Standard |
Komentar