Terdapat tujuh pemain yang mengisi posisi tunggal putri utama di pelatnas Cipayung 2017. Rata-rata usia mereka adalah 19,14 tahun. Usia yang muda ini membuat peluang mereka untuk mengejar prestasi lebih besar.
Penulis: Aprelia Wulansari
Akan tetapi, Fitriani dkk masih harus menyempurnakan beberapa detail agar bisa bersaing di level dunia.
“Yang paling penting adalah penguatan dan pola pikirnya mau diganti untuk berani capek dan mau capek. Motivasi mereka harus bagus. Hal itu pun bisa terlihat dari bahasa tubuhnya,” ucap Minarti Timur, asisten pelatih tunggal putri utama pelatnas, ketika ditemui Tabloid BOLA di Cipayung, Rabu (4/1).
“Di tahun yang baru ini, semoga mereka bisa memiliki semangat dan motivasi baru,” tutur Minarti, yang merupakan pelatih anyar di pelatnas.
Fitriani, Hanna Ramadhini, Dinar Dyah Ayustine, Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, Aurum Octavia Winata, dan Gabriela Meilani Moningka adalah tujuh pemain utama tersebut.
Baca juga:
- Gol Ke-249 Rooney Warnai Kelolosan Man United pada Piala FA
- PSSI Godok Formula Baru Regulasi Pemain Asing
- Bhayangkara FC Dongkrak Nilai Kontrak Evan Dimas
Fitriani menjadi pemain Indonesia dengan ranking dunia tertinggi saat ini, yakni peringkat 40 dunia.
Masih berusia 20 tahun dan memiliki tinggi badan 155 cm, Fitriani telah menunjukkan kemampuannya dengan masuk dalam tim Uber dan Kejuaraan Asia Tim 2016.
Dia memang belum melejit di level grand prix tahun lalu, tetapi Fitriani sempat menjadi juara di kompetisi kategori challenge di Semarang.
“Semoga tahun ini saya bisa menjadi lebih baik daripada tahun lalu. Saya juga ingin agar power bertambah,” ucap Fitriani.
Menurut Minarti, Fitriani memiliki permainan yang baik dan ngotot. Namun, power miliknya masih kurang.
“Contohnya Akane Yamaguchi. Dia memang kecil, namun badannya padat sehingga memiliki power yang baik. Untuk mendapatkan power, badan Fitriani harus dibesarkan dengan penambahan massa otot,” ucap pelatih berusia 48 tahun itu.
Dengan memberikan sentuhan detail kepada masing-masing pemain yang ditanganinya, mantan pemain yang meraih perak di Olimpiade Sydney 2000 ini mengharapkan agar sektor tunggal putri bisa bersaing di level Asia Tenggara sebagai awalan.
“Memang sektor tunggal putri berat, tetapi saya jadikan hal ini sebagai tantangan. Paling tidak, saya ingin membawa sedikit perubahan,” tutur Minarti.
“Biasanya, pemain kita selalu kalah di babak pertama. Saya mengharapkan agar para pemain bisa masuk ke delapan besar atau semifinal. Caranya? Tentu dengan pola latihan, latihan fisik, dan terutama motivasi yang baik,” tutur perempuan yang sempat menetap di Filipina ini.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar