AS Roma harus menjalani gim sulit pada pekan ke-19 Serie A 2016/17 saat bertandang ke rumah Genoa, Minggu (8/1/2017).
Penulis: Theresia Simanjuntak
Kubu tamu seharusnya bisa membawa pulang tiga poin penuh dari Luigi Ferraris. Hal ini didukung sejarah pertemuan di mana Roma memenangi empat laga terbaru melawan Genoa.
Hanya, Roma sepertinya harus susah payah meraih kemenangan, sebab Genoa bukan lawan yang mudah ditundukkan saat bermain di rumah sendiri. Telah sembilan kali sebagai tuan rumah di Serie A musim ini, Genoa cuma kalah sekali.
Hasil negatif itu terjadi saat menjamu Palermo (18/12). Di sisi lain, Roma baru menang tiga kali dalam sembilan lawatan di Serie A 2016-2017.
Dalam upaya meraih tiga angka, Sang Serigala perlu menghilangkan tren telat panas yang belakangan memengaruhi sedikitnya gol tercipta pada babak pertama. Sejak Desember 2016, Roma hanya sekali mencetak gol pada babak pertama di semua kompetisi.
Hal itu bahkan terjadi pada menit ke-45, yakni saat mengalahkan Chievo 3-1 (22/12). Bila Roma telat panas, Genoa bisa menghukum mereka. Sejak akhir Oktober, mereka selalu mencetak gol pada babak pertama dalam enam partai kandang terakhir di seluruh ajang.
Yang menjadi soal, mesin gol Roma sedang macet. Dalam lima laga terkini di semua kompetisi, pasukan Luciano Spalletti membukukan enam gol. Pada lima partai itu, ada dua laga di mana Roma gagal menjebol gawang lawan.
Tampaknya, keran gol Roma yang tersumbat sangat dipengaruhi figur bomber Edin Dzeko. Sebelum mencetak satu gol ke jala Chievo, pemain tertajam Roma musim ini tersebut sempat puasa gol empat laga beruntun.
Roma perlu juru gedor lain. Apabila dimainkan, Stephan El Shaarawy bisa jadi jawaban. Striker berusia 24 tahun itu jarang tampil sebagai starter. Laga kontra Chievo akhir bulan lalu merupakan starter perdananya di liga sejak melawan Empoli (30/10).
El Shaarawy menjawab kepercayaan lewat sebiji gol yang bersarang di gawang Chievo. Dia bisa menjadi kunci kemenangan Roma. Musim lalu, gol El Shaarawy menentukan kemenangan atas Genoa dengan skor 3-2 pada 2 Mei 2016.
Disiplin Pertahanan
Sampai pekan ke-18 Serie A musim ini, Roma mengemas total sembilan gol penalti. Catatan tersebut terbanyak di antara para pesaing liga lainnya. Total gol penalti Roma tersebut bahkan lebih banyak empat gol dari yang dikemas rival terdekat, Sassuolo, yang mengukir lima gol penalti.
Fakta ini harusnya jadi peringatan bagi Genoa agar bermain lebih disiplin saat bertahan apabila tidak ingin kecolongan poin dari rumah sendiri.
Pasalnya, tingkat kedisiplinan bermain Genoa rendah. Mereka sudah membuat 319 atau rata-rata 17,7 pelanggaran per partai, tertinggi di Serie A 2016-17. Sebagai catatan, Roma hanya membuat 228 pelanggaran, terendah keempat di liga bersama Juventus.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar