Pasca tak lagi aktif di level sepak bola profesional, Saktiawan Sinaga mulai menekuni dunia kepelatihan di Kota Medan. Meski belum mengantungi lisensi level profesional, namun semangat membina pemain muda mulai ditularkannya.
Saat ini mantan punggawa timnas Indonesia menjadi pelatih di klub lokal dengan nama Medan Jaya. Kini dia telah merasakan suka duka membina pemain sepak bola di kelompok umur.
"Ternyata menjadi pelatih itu jauh lebih capek. Apalagi di kelompok umur, kita dituntut lebih sabar. Saya semakin banyak mendapatkan hal baru dengan melatih mereka," kata Saktiawan Sinaga kepada JUARA.
"Awalnya sempat tak tahan juga, karena di usia usia inilah pembentukan karakter pemain. Tapi di sini saya banyak sharing dengan pelatih-pelatih senior yang pengalaman di dunia pembinaan. Jadi semangat ini akhirnya bisa menguatkan kesabaran melatih anak-anak ini," sambungnya.
Tampil sebagai pelatih, Saktiawan Sinaga membawa Medan Jaya lolos ke babak delapan besar Suratin Cup 2015 zona Sumut.
Saktiawan yang juga pernah menjadi bagian dari Persik Kediri ini bercerita pernah menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul pemain.
"Syukur istri mengerti bahwa yang dilakukan ini adalah membina pemain sepak bola. Setidaknya saya sudah tahu bagaimana rumah kami dipenuhi satu tim," bilangnya sambil tertawa.
Kemudian Sakti, panggilan akrabnya, mulai belajar membuat database para pemainnya. Dia tak mau kecolongan saat ikut serta di turnamen kelompok umur terindikasi pencurian umur.
"Turnamen di kelompok umur ini memang rawan sekali pencurian umur. Ada banyak pelatih yang menghalalkan kemenangan dengan cara demikian. Saya tak mau mencontoh yang demikian. Semangat membina ada di Medan Jaya," tegas Saktiawan.
Medan Jaya yang dibina Saktiawan Sinaga rutin menggelar latihan setiap hari Selasa dan Jumat sore di lapangan Titi Kuning. Di tim itu, dia dibantu Alamsyah Nasution yang juga mantan punggawa Sriwijaya FC dan PSMS Medan.
| Editor | : | Aloysius Gonsaga |
| Sumber | : | - |
Komentar