Berkaca pada hasil di TSC, klub yang tampil mengecewakan langsung mengganti pelatih dalam menyambut gelaran Liga Super Indonesia 2017. Hingga awal tahun, total sudah ada lima klub yang memilih mendatangkan juru taktik anyar.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Ovan Setiawan/Suci Rahayu
Arema, Bhayangkara FC, Persiba, Persija, dan Barito Putera adalah lima klub yang sudah bergerak dalam perubahan juru taktik.
Tujuannya tentu agar di kompetisi sesungguhnya penampilan tim bisa lebih tangguh.
Bagi Persija dan Barito, mungkin pergantian arsitek menjadi langkah jitu untuk memperbaiki penampilan.
Persija khususnya. Berstatus tim besar di Indonesia, mereka memang tampil buruk dengan hanya berkutat di papan bawah TSC.
Baca Juga:
- Siapa Kiper yang Harus Direkrut Liverpool?
- Kenangan Indah 2013 untuk Manchester United
- Premier League 2016-2017, Bukan yang Terganas 4 Musim Terakhir
Namun, untuk Arema, pergantian pelatih masih menjadi tanda tanya.
Pasalnya, di bawah komando Milomir Seslija, Arema tampil cukup apik kendati gagal menjadi juara.
Akan tetapi, ternyata manajemen Singo Edan tak bisa melihat timnya bukan menjadi yang terbaik di Tanah Air.
Selain Arema, tanda tanya juga patut diarahkan ke Persiba. Klub yang awalnya berniat mundur itu nyatanya bisa cukup bersaing.
Padahal, tim di bawah asuhan Jaino Matos itu hanya bermaterikan pemain-pemain minim pengalaman.
"Terkadang dalam budaya sepak bola Indonesia ada sesuatu yang harus kita pikirkan lebih jauh. Ketika pelatih tidak berlanjut di klub, persepsinya selalu tidak diperpanjang," tutur Jaino saat merespons kepergiannya dari Persiba.
"Kita juga harus berpikir pelatihnya mau atau tidak tetap di klub tersebut," ucapnya.
Lantas, apakah klub-klub itu mampu mencapai level lebih baik dengan pelatih baru?
Aji Santoso (Arema, target 2-3 besar)
Beruntung bagi Aji Santoso, ia hanya diberi target 2-3 besar oleh manajemen tim besar seperti Arema.
Tampaknya, tak akan sulit bagi Aji mencapai target tersebut dengan komposisi pemain kelas wahid milik Arema. Meski begitu, dirinya tetap menargetkan juara.
"Yang jelas, kami ingin lebih baik. Kalau bisa juara, kenapa tidak?" katanya.
Tetapi, bila mengacu pada rekam jejak Aji, status Arema di TSC sebagai tim terkokoh (kebobolan 22 gol) bisa tergeser.
Dalam catatan kariernya, Aji kerap membawa tim besutannya kalah dengan skor besar. Seperti ketika melatih tim nasional Indonesia.
Tim Aji pernah menelan kekalahan 0-10 dari Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2014. Juga kalah 0-6 dari Thailand di Asian Games 2014, serta hasil menyakitkan 0-5 dari Thailand dan Vietnam di SEA Games 2015.
Simon McMenemy (Bhayangkara FC, target 3 besar)
Harapan manajemen Bhayangkara FC terhadap Simon McMenemy tidak ringan. Eks pelatih timnas Filipina itu butuh kerja ekstra bila melihat rekam jejaknya yang kurang mentereng.
Saat mengarsiteki Mitra Kukar (2011-2012) dan Pelita Bandung Raya (2013), Simon hanya membawa timnya finis di urutan kesembilan dan ke-15.
Osvaldo Lessa (Persiba, target papan atas)
Sama halnya dengan Simon McMenemy, target papan atas untuk Osvaldo Lessa bukan hal yang mudah.
Komposisi pemain Persiba yang kurang ideal membuat misinya terasa berat untuk diwujudkan.
Meski begitu, pengalamannya membawa tim dengan status pelatih fisik cukup mentereng.
Persipura dan Madura United dibawanya ke level elite. Hal ini yang menjadi nilai plus Osvaldo.
Stefano Cugurra (Persija, target papan atas)
Serupa dengan Aji Santoso di Arema, Stefano Cugurra yang hadir di Persija dengan label tim besar tidak dibebani target muluk.
Teco, sapaan akrab Stefano, hanya diharapkan membawa Persija ke papan atas.
Target ini terbilang realistis mengingat rekam jejak Teco yang tidak begitu bersinar dan komposisi pemain Persija yang tak dapat disebut berkilau.
Tetapi, pengalaman Teco melatih di Thailand dengan level kompetisi yang lebih berkualitas dibanding Indonesia akan menjadi poin plus.
Jacksen F Tiago (Barito Putera, target 5 besar)
Langkah jitu dilakukan Barito Putera dalam memilih Jacksen F Tiago sebagai pelatih. Prestasinya di sepak bola nasional tak perlu diragukan lagi.
Ia telah mengantar Persebaya juara Divisi 1 (2003) dan juara Liga Indonesia (2004) serta membawa Persipura menjadi tim terkuat satu dekade terakhir (juara LSI 2008-2009, 2010-2011, 2013).
Tetapi, langkah Jacksen tak akan mudah. Ia harus bersaing dengan tim kuat lain, seperti Persipura, Arema, Persib, Sriwijaya, dan Madura United.
[video]http://video.kompas.com/e/5269646222001[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar