Satu-satunya yang menjadi kelebihan Rossi dibanding Vinales dalam menghadapi musim 2017 ialah pengalaman. Namun, hal tersebut tak cukup untuk bisa mengantarnya kembali ke tangga juara.
Jika ditinjau dari segi emosi dan fisik, Rossi tentu tak mengalami kendala berarti pada musim 2017. Namun, ia dinilai tak lagi dapat berbicara banyak karena tak bisa membalap tenang dan fokus.
Seperti yang terjadi di musim 2016, saat ia menunjukkan kemampuannya di awal musim. Namun, di pertengahan, performa Rossi terlihat merosot terutama saat mantan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, dipastikan minggat ke Ducati.
Tapi, ia tentu masih dapat menjuarai beberapa sirkuit, meski Rossi tetap akan sangat sulit meladeni dua juniornya, Vinales dan Marquez.
Jorge Lorenzo (Ducati)
Sudah menjadi rahasia umum jika sebenarnya tipe balap Lorenzo bertolak belakang dari karakter mesin Ducati. Ia tampaknya akan mendapatkan banyak kesulitan di debutnya bersama pabrikan Italia ini.
Ducati punya mesin bandel yang sulit dikontrol di tikungan, tapi jadi raja di trek lurus. Hal tersebut tak sesuai dengan Lorenzo, yang kerap memanfaatkan tikungan untuk menyalip pebalap lain.
Namun, untuk balapan pembuka di GP Qatar, ia punya kesempatan besar untuk menang. Alasannya karena Sirkuit Internasional Losail merupakan salah satu sirkuit kesukaannya. Apalagi, sirkuit tersebut memiliki banyak trek lurus, yang cocok dengan karakter Ducati.
Meski demikian, ia tetap akan mengalami kesulitan untuk menyaingi Marquez dan Vinales. Mungkin ia baru-benar jadi ancaman baru di musim berikutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.730 |
Komentar