Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Peribahasa itu tidak berlaku buat keluarga David Trezeguet. Putra sulung dari mantan striker Juventus itu memilih jalur di luar sepak bola walau tetap jadi atlet, karena memilih jadi petarung Thai Boxing.
Aaron, itulah namanya. Dibanding mengikuti jejak sang ayah bermain di atas lapangan, ia lebih memilih beraksi di atas ring sebagai atlet Thai Boxing.
Remaja berusia 16 tahun tersebut tak sekadar memukul dan menendang. Ia menunjukkan kualitasnya dengan memenangi sebuah kejuaraan di Marseille.
Aaron juga ikut serta dalam ajang Thai Boxing Mania 2016 di Turin. Dalam satu pertandingan, ia membuat penonton berdecak kagum setelah memukul KO lawan.
Baca Juga:
- Dua Tim Nodai Catatan Positif Real Madrid pada 2016
- Alexis Sanchez Redam Isu ke China
- Murid Mourinho Doakan Man United Juara
"Saya mulai sejak usia sembilan tahun di sini, gym Thai Boxing Turin Carli Barbuton. Pertarungan pertama saya terjadi saat usia 14 tahun," ucap Aaron kepada Tuttosport.
"Saya ingin menjadi petarung profesional dan yang terbaik di Thailand," kata Aaron menambahkan.
Diakui Aaron, kecintaan terhadap olahraga seni bela diri membuatnya jauh dari sepak bola. Ia tak lagi mengikuti dunia bal-balan seperti ketika masih kecil.
"Sekarang, saya tidak terlalu mengikuti (sepak bola). Penggemar sepak bola terbesar di keluarga saya adalah adik saya," tutur Aaron.
Lalu, apa yang membuat Aaron lebih memilih adu otot di atas ring ketimbang jadi pesepak bola?
"Hal yang paling saya sukai dari Thai Boxing adalah rasa hormat dan fakta bahwa ini merupakan olahraga keras. Saat masuk ring, Anda harus sangat siap," ucap remaja yang besar di Turin itu.
Di sepak bola, David Trezeguet sudah membuktikan kapasitasnya lewat beragam gelar. Selain menjuarai Ligue 1 dan Serie A, ia juga membantu timnas Prancis mengklaim gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
[video]http://video.kompas.com/e/5268486413001[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tuttosport |
Komentar