Manajer baru Crystal Palace, Sam Allardyce, berkomentar tajam terhadap jadwal Premier League yang harus dijalani timnya. Bahkan, mantan pelatih tim nasional Inggris itu berharap penyusun jadwal pertandingan Premier League harus dipecat.
Sam Allardyce, 62 tahun, bertugas di Crystal Palace sejak 23 Desember 2016. Ia menggantikan posisi Alan Pardew yang dipecat oleh manajemen klub.
Big Sam, demikian ia biasa disapa, dikontrak sebagai Manajer Crystal Palace untuk 2,5 tahun.
Sebagai nakhoda baru di klub berjulukan The Eagles itu, Big Sam sudah menjalani dua pertandingan.
Baca juga:
- Antonio Conte Selamatkan Karier Diego Costa di Chelsea
- Jakarta Tidak Jadi Tuan Rumah pada Proliga 2017
- Dikaitkan dengan PSM, Hamka Hamzah Berikan Teka-teki
Pada Minggu (26/12/2016), Crystal Palace berlaga di markas Watford dan pulang dengan skor 1-1.
Enam hari kemudian, pada Minggu, 1 Januari 2017, Palace kembali melakoni laga tandang. Kali ini, pasukan Big Sam pulang dengan kekalahan 0-2 dari markas Arsenal.
Dua hari setelah berlaga di Stadion Emirates, Palace dijadwalkan akan bertanding melawan Swansea. Kali ini, lokasi pertandingan ada di Stadion Selhurst Park, markas Crystal Palace.
"Bertanding lagi pada Selasa membuat kami seolah menerima pukulan karena tak cukup waktu istirahat usai melawan Arsenal. Kenapa kami tidak bisa bertanding pada Rabu?" ujar Allardyce seperti diberitakan The Guardian.
Katanya lagi, "Saya tak tahu siapa yang membuat jadwal pertandingan, tetapi dia perlu dipecat."
Bagi Big Sam, jadwal Palace tidak adil karena lawannya, Swansea, punya waktu 24 jam beristirahat lebih lama dari para pemain Palace.
Setelah berhadapan dengan West Ham pada 26 Desember, Swansea bermain melawan Bournemouth pada 31 Desember 2016 sebelum berjumpa Palace (3/1).
Jadwal pertandingan menjadi sangat penting bagi Big Sam mengingat posisi Crystal Palace di klasemen Premier League saat ini.
Dengan mengantongi 16 poin, Palace ada di posisi ke-17 klasemen Premier League 2016-2017 hingga pekan ke-19. Mereka hanya unggul dua poin dari Sunderland yang ada di zona degradasi.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Guardian |
Komentar