Bayern Muenchen akan mengukir rekor baru. Pada akhir kompetisi 2016/17, mereka akan dinobatkan sebagai tim pertama sepanjang sejarah Bundesliga yang menjadi juara lima kali berturut-turut.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Membosankan? Ya. Tapi, klub-klub top Bundesliga yang lain kali ini harus menyalahkan diri sendiri jika mereka merasa Muenchen sudah memonopoli trofi.
Muenchen 2016/17 bukannya tanpa cela. Ditangani pelatih baru pengganti Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, perjalanan FC Hollywood sempat tidak mulus karena melalui proses adaptasi.
Ancelotti mencoba menggelar pola permainan 4-3- 3, menggantikan 4-2-3-1 atau 4-1-4-1 yang sebelumnya dipakai Guardiola. Antara 1 Oktober hingga pertengahan November, Muenchen mengalami periode gelap.
Robert Lewandowski dkk. hanya mendapatkan sembilan poin dari kemungkinan maksimal 18 poin dalam enam pertandingan liga.
Saat itu sebetulnya menjadi kesempatan bagi para rival tradisional untuk mengungguli perolehan poin sang penguasa Jerman.
Yang terjadi tidak seperti itu. Borussia Dortmund, Schalke 04, Wolfsburg, Bayer Leverkusen, dan Borussia Moenchengladbach menghadapi masalahnya sendiri. Sejak 1 Oktober, Dortmund hanya menang tiga kali dalam 11 partai.
Baca Juga:
- 5 Rekrutan Paling Mengecewakan Premier League Musim Ini
- Jan Molby: Manchester City adalah Sasaran Empuk bagi Liverpool
- Ini Alasan FC Barcelona Enggan Beli Pelapis Sergio Busquets
Schalke mendapatkan start selalu kalah dalam lima partai pertama.
Sempat tak terkalahkan dalam tujuh partai berikutnya, kini Schalke terjebak krisis lagi. Mereka kalah tiga kali dan tak pernah menang dalam empat partai sebelum tutup tahun.
Wolfsburg menjalani neraka di paruh pertama kompetisi. Antara September hingga awal Desember, Tim Serigala hanya menang sekali. Leverkusen?
Mereka naik-turun dalam 16 partai pertama. Jumlah kemenangan (6) nyaris sama dengan kekalahan (7). Gladbach sama parahnya.
Sejak Oktober sampai tutup tahun 2016, juara Bundesliga lima kali ini hanya menang satu kali!
[video]http://video.kompas.com/e/5262847848001[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar