Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Jusuf Kalla: Mengurus Sepak Bola Tidak Bisa Tidur

By Minggu, 1 Januari 2017 | 12:06 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menonton langsung final leg 1 Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari Cibinong. Menurut JK, timnas memerlukan lebih banyak pemain muda.
KUKUH WAHYUDI/BOLA/JUARA.NET
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menonton langsung final leg 1 Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari Cibinong. Menurut JK, timnas memerlukan lebih banyak pemain muda.

Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, bukanlah orang baru di dunia sepak bola. Dirinya pernah memimpin secara bersamaan dua klub yang berlaga di kompetisi perserikatan dan Galatama.

Penulis: Dede Isharrudin

Pada tahun 1980 hingga 1990, JK, sapaan akrabnya, menjabat sebagai Ketua Umum PSM.

Bahkan saat bersamaan, selama tujuh tahun sejak 1985 hingga 1992, JK memiliki klub sepak bola bernama Makassar Utama dengan prestasi menjuarai Piala Galatama tahun 1986.

Tahun 2011, menjelang Kongres PSSI, ia pernah digadang-gadang untuk menjadi ketua umum organsiasi sepak bola nasional.

Kharisma JK sebagai tokoh sepak bola terlihat saat final leg I Piala AFF 2016 lalu ketika Indonesia menghadapi Thailand di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat.

Tim Merah Putih yang sempat tertinggal 0-1 di babak pertama mampu membalikkan keadaan di babak II sehingga menang 2-1 lewat dua gol dari Rizky Pora dan Hansamu Yama Pranata.

Meski Indonesia gagal lagi menjadi juara, saat Tabloid BOLA mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pria yang kini berusia 74 tahun itu, Selasa (27/12) di Kantor Wapres, Istana Merdeka, Jakarta, JK mengungkapkan hikmah dari penampilan Boaz Salossa dkk. selama berlangsungnya Piala AFF 2016.

Tabloid BOLA berjumpa dengan Wapres bersama dengan Departemen Media & Public Relations Inasgoc (Panitia Pelaksana Asian Games 2018). Berikut petikan wawancaranya.

Bapak masih memiliki kharisma di sepak bola. Saat menonton final leg I Piala AFF lalu, Indonesia yang sudah tertinggal dari Thailand akhirnya bisa menang.

Ah, tidak. Saya justru menilai para pemain kita saat itu bermain sangat luar biasa sehingga bisa membalikkan keadaan dan menang.

Apa karena pengalaman pernah mengurus PSM dan Makassar Utama?

Ya, mengurus sepak bola itu tidak bisa tidur. Menang tidak bisa tidur karena banyak cerita. Kalah apalagi. Justru kalau bermain seri, baru bisa tidur. Hahaha..

Penilaian terhadap timnas di Piala AFF 2016?

Sebenarnya sudah cukup baik. Bagaimana pun juga ada faktor keberuntungan di sepak bola yang tidak bisa dihindari. Selain itu, saya menilai persiapan Thailand lebih lama dan solid.

Apakah tim ini bisa dipertahankan untuk ajang berikut, seperti SEA Games 2017?

Sudah pasti bisa. Tapi, tidak semuanya karena saya menilai ada beberapa pemain yang sudah termakan usia. Bukan dipertahankan secara total. Tentu ada peremajaan dan regenerasi yang tidak bisa dihindari sehingga tim ini akan lebih kuat.

Kini berkaitan dengan tanggung jawab Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Bagaimana penilaian terhadap persiapan yang sudah dilakukan?

Pemerintah memiliki komitmen yang kuat terhadap Asian Games. Hal itu sudah ditunjukkan dengan bekerja tanpa henti. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerja untuk membangun infrastruktur dan venue pertandingan.

Saya berharap kinerja kerja keras terus dijalankan sebab waktu pelaksanaan tak sampai dua tahun lagi.

Apa yang harus dilakukan Inasgoc sebagai panitia pelaksana, sementara di sisi lain, mereka juga sangat tergantung terhadap anggaran yang dikucurkan pemerintah, salah satunya melalui Kemenpora?

Tanggung jawab berat memang dihadapi Inasgoc sebagai panitia pelaksana. Namun, mereka juga membutuhkan dukungan maksimal dari pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dan kementerian terkait. Menurut saya, koordinasi harus dijadikan prioritas dalam bekerja lintas lembaga.

Inasgoc harus benar-benar menegakkan prinsip demi mewujudkan empat kesuksesan, yakni administrasi, prestasi, penyelenggaraan, dan pemberdayaaan ekonomi masyarakat.

Terakhir, Bapak sering menyatakan di luar kedatangan Presiden di suatu negara, hanya olah raga yang bisa mengibarkan bendera Merah Putih di negara lain. Bagi Indonesia sendiri, seberapa penting olah raga bagi kemajuan bangsa?

Sudah tentu olah raga penting bagi bangsa. Apa yang diperlihatkan timnas Indonesia di Piala AFF kemarin sudah membuktikan bahwa olah raga bisa menyatukan segala perbedaan dan kepentingan demi satu tujuan, kemenangan bagi Indonesia.

Meski saat itu kita gagal menjadi juara, untuk sesaat kita bersatu dan berdoa bersama agar bisa menang.

Inilah nilai lebih dari olah raga. Seperti yang saya sering katakan: hanya atlet juara yang bisa mengibarkan bendera Merah Putih di negara orang lain.

Oleh karena itu, mari kita sama-sama memajukan olah raga nasional, termasuk juga bagaimana bekerja keras agar bisa sukses menjadi tuan rumah Asian Games.

[video]http://video.kompas.com/e/5265505882001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.729


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X