Pada 2016, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mulai banyak memberikan peran kepada pebulu tangkis muda dalam berbagai turnamen bergengsi.
Empat di antaranya memperlihatkan hasil positif selama 2016 dan berpotensi menjadi tumpuan Indonesia pada masa depan. Berikut raihan empat pebulu tangkis muda Merah Putih tersebut.
1. Jonatan Christie
Jonatan merupakan pebulu tangkis tunggal putra muda Indonesia yang memiliki peringkat paling bagus. Saat ini, dia berada di peringkat ke-22 dunia, satu peringkat di bawah seniornya, Tommy Sugiarto.
Selama 2016, Jonatan menunjukkan performa cukup baik. Dia turut andil mengantar Indonesia menjuarai Kejuaraan Asia pada Maret 2016. Turnamen ini juga masuk dalam daftar kualifikasi Piala Thomas zona Asia.
Jonatan juga berkontribusi membawa Indonesia melangkah ke babak final Piala Thomas yang digelar di Kunshan, China, Mei 2016. Indonesia akhirnya kalah 2-3 dari Denmark pada babak final.
Selama tampil di Piala Thomas, pemain kelahiran 15 september 1997 tersebut hanya menelan satu kali kekalahan dari lima laga yang dimainkan.
Jonatan mengalami kekalahan pada babak semifinal. Saat itu, dia harus mengakui keunggulan wakil Korea Selatan, Son Wan-ho.
Pada turnamen superseries, pencapaian terbaik pemain asal klub Tangkas ini adalah babak semifinal Malaysia Terbuka pada April.
Dia gagal melangkah ke babak final setelah kalah 21-8, 19-21, 15-21 dari Chen Long (China).
Pada Indonesia Terbuka, pemain yang akrab disapa Jojo ini mencuri perhatian dengan menembus babak perempat final seusai mengalahkan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, Lin Dan.
Selama 2016, dari 41 laga yang dimainkan, Jonatan mencatat 27 kemenangan dan 14 kekalahan.
2. Ihsan Maulana Mustofa
Nama Ihsan mulai diperhitungkan ketika dia mampu menembus babak semifinal Indonesia Terbuka pada Juni.
Langkahnya terhenti setelah kalah dari pebulu tangkis peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei.
Meskipun kalah, penampilan Ihsan mendapat apresiasi dari Lee. Dia menilai bahwa permainan Ihsan mirip Taufik Hidayat yang bertipe menyerang.
Hasil ini merupakan raihan terbaik Ihsan sepanjang 2016 dan sempat mengantarnya berada di posisi ke-19 peringkat dunia.
Pada turnamen superseries lainnya, pemain kelahiran 18 November 1995 ini mencapai babak 64 besar pada Malaysia Terbuka dan Singapura Terbuka.
Selain itu, Ihsan juga punya andil mengantar Indonesia mempersembahkan gelar pada Kejuaraan Asia, Maret 2016.
Dia juga berkontribusi membawa Indonesia melangkah ke final Piala Thomas yang digelar di Kunshan, China, Mei 2016.
Ihsan menutup penampilannya pada 2016 dengan berada di peringkat ke-40 dunia. Dari 30 laga yang dimainkan, dia mengalami 17 kekalahan.
3. Anthony Sinisuka Ginting
Peringkat Anthony memang paling rendah dibandingkan dengan dua rekannya sesama tunggal putra, Jonatan dan Ihsan. Namun, pada turnamen beregu, dia tampil paling cemerlang.
Dia selalu meraih kemenangan pada babak penyisihan hingga tim Merah Putih bisa mendapat titel Kejuaraan Asia, Maret 2016.
Pada Piala Thomas, Anthony hanya sekali menelan kekalahan dari empat kesempatan bertanding yakni saat melawan tunggal putra senior Denmark, Jan O Jorgensen.
Pemain kelahiran 11 Mei 1996 ini juga sering membuat kejutan dengan mengalahkan lawan berperingkat lebih baik, antara lain Lee Dong-keun (Korea), Ng Ka Long Angus (Hongkong), dan Sho Sasaki (Jepang).
Pada tiga turnamen superseries 2016 yakni Malaysia Terbuka, Singapura Terbuka, dan Indonesia Terbuka pemain berperingkat ke-42 dunia ini mencapai babak 32 besar.
Dia tercatat 19 kali menang dan 15 kalah dari 34 kali bertanding.
4. Kevin Sanjaya Sukamuljo
Kevin menjadi salah satu pebulu tangkis Indonesia yang patut diperhitungkan. Dia baru naik ke level senior pada 2015 dan dipasangkan dengan Marcus Fernaldi Gideon.
Meskipun baru dipasangkan pada Desember 2015, bersama Marcus dia sudah berhasil meraih berbagai gelar.
Sepanjang 2016, pemain kelahiran 2 Agustus 1995 ini berhasil mempersembahkan empat gelar untuk Indonesia.
Perinciannya, dua gelar dari turnamen superseries yakni India Terbuka, Australia Terbuka, dan China Terbuka (premier). Ditambah satu titel pada Malaysia Masters.
Keberhasilan ini mengantar mereka lolos ke BWF Superseries Finals 2016. Namun, langkah Marcus/Kevin terhenti pada babak penyisihan grup.
Tahun ini Kevin sempat dipasangkan dengan Wahyu Nayaka pada Indonesia Masters, September, karena Marcus sedang fokus menjalani pemulihan cedera.
Hasilnya, Kevin/Wahyu membuat kejutan dengan keluar sebagai pemenang. Pada babak final, pasangan dadakan ini menang atas wakil China, Heng Chengkai/Zhou Haodong, dengan 21-16, 21-18.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar