Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Natal Suram buat Bradley

By Jumat, 30 Desember 2016 | 01:30 WIB
Bob Bradley ketika tiba di Stadion Riverside menjelang laga Swansea City menghadapi tuan rumah, Middlesbrough, 17 Desember 2016.
ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES
Bob Bradley ketika tiba di Stadion Riverside menjelang laga Swansea City menghadapi tuan rumah, Middlesbrough, 17 Desember 2016.

Chelsea, Liverpool, Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Manchester United menang atas lawan-lawannya pada laga pertama festive period alias Boxing Day, 26-28 Desember 2016. Dengan demikian, tidak ada perubahan posisi klasemen pada enam besar.

Penulis: Dian Savitri

Pada festive period bagian kedua, di sekitar Tahun Baru 2017 yang berlangsung 30 Desember 2016 hingga 1 Januari, sama-sama akan dinantikan apakah mereka semua masih bisa mempertahankan posisi di papan atas.

Sementara itu, di bagian dasar klasemen pun tidak ada yang berubah. Empat terbawah, yang ditempati Crystal Palace, Sunderland, Swansea City, dan Hull City, masih seperti pekan sebelumnya.

Tiga klub Pada festive period bagian kedua, di sekitar Tahun Baru 2017 yang berlangsung 30 Desember hingga 1 Januari, sama-sama akan dinantikan apakah mereka semua masih bisa mempertahankan posisi di papan atas.

Tiga klub terakhir tentu saja yang terancam mengalami degradasi pada akhir musim. Perubahan signifikan dari kelarnya Boxing Day adalah dipecatnya manajer Swansea, Bob Bradley, pada 27 Desember.

Manajer pertama Premier League asal Amerika Serikat itu hanya diberi waktu 85 hari oleh para pemilik Swansea, pemegang saham terbanyak klub, Jason Levien dan Steve Kaplan.

Keduanya adalah pengusaha asal AS. Bradley akhirnya dilepas kelar Swansea dibantai di rumah sendiri oleh West Ham. Natal yang suram buat sang manajer.

Untuk menghadapi partai selanjutnya, menjamu Bournemouth (31/12/2016), Swansea akan ditangani oleh Alan Curtis (pelatih tim utama) dan Paul Williams (asisten manajer). Hingga 30 Desember 2016, belum ada pengganti permanen untuk Bradley.

“Saya tahu persis apa yang akan saya alami ketika pertama kali tiba di Swansea. Bagian tersulit adalah mengumpulkan banyak poin dalam waktu teramat singkat. Namun, saya yakin bisa melakukannya dan itulah yang saya katakan kepada para pemain. Sepak bola bisa sangat kejam. Agar bisa mendapatkan kesempatan, siapa pun harus kuat untuk menghadapinya,” kata Bradley, kepada situs NBC Sports.

“Doa terbaik saya untuk Swansea dan saya menantikan tantangan berikutnya,” lanjut eks pelatih tim nasional AS berusia 58 tahun itu.

“Kami sedih harus kehilangan Bob dalam waktu yang sangat singkat. Sayangnya, rencana tidak berjalan dan kami merasa harus melakukan perubahan demi menghadapi paruh kedua Premier League musim ini. Secara pribadi, saya mengagumi Bob. Kerjanya fenomenal. Kami berharap yang terbaik untuknya di masa datang,” kata Huw Jenkins, Presiden Swansea.

[video]http://video.kompas.com/e/5262860732001[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X