Kisah luar biasa terjadi di musim 2015-2016. Juventus berhasil kembali menjadi juara Serie A meski masih terjebak di peringkat 11 pada Oktober 2015!
Penulis: Anggun Pratama
Juventus tidak memulai musim dengan sempurna. La Vecchia Signora hanya bisa mendapatkan 12 poin dalam 10 pertandingan dan terjebak di peringkat 11.
Rasanya keterpurukan itu masih bisa diterima karena pelatih Massimiliano Allegri kehilangan tiga pejuang dalam timnya. Mereka adalah Carlos Tevez, Andrea Pirlo, dan Arturo Vidal. Namun, tak ada yang menyangka Juve bisa terpuruk sedalam itu.
Titik balik Si Nyonya Tua terjadi pada 31 Oktober 2015 ketika menghadapi Torino. Dalam derbi della Mole, Juve menang dramatis 2-1. Kemenangan itu mendongkrak moral tim.
Terbukti, sejak torehan tiga poin di laga itu, Juventus tak terhentikan hingga akhir musim. Tak ada satu pun tim di Serie A yang bisa menahan hasrat Si Nyonya Tua buat kembali menjadi juara Serie A.
Termasuk melawan Torino, dalam 28 laga, Juve cuma dua kali kehilangan angka. Pertama di pekan ke-26 setelah bermain imbang dengan Bologna dan kedua adalah kekalahan dari Verona di pekan ke-37.
Baca Juga:
- Marcelo Brozovic Bakal Makin Oke di Paruh Kedua Musim
- Aksi Bela Persebaya Hadirkan Ribuan Bonek di Surabaya
- Kampanye untuk Pemanggilan Kembali Bocah Ajaib Timnas Maroko
Kekalahan itu sudah tidak menentukan karena Juve telah dipastikan menjadi juara.
Di sepanjang perjalanan tersebut, Gianluigi Buffon sempat memecahkan rekor tak kebobolan terpanjang selama 973 menit. Catatan terbaik sebelumnya adalah milik Sebastiano Rossi pada 1993-1994 dengan waktu 929 menit.
Inter, Napoli, Fiorentina, dan AS Roma yang sempat berebutan posisi teratas di pekan-pekan awal liga bergantian dilompati oleh Juventus.
Milan masih sulit bangkit dan kembali memecat pelatih sebelum musim kelar. Sinisa Mihajlovic digantikan oleh Cristian Brocchi pada April 2016.
Tim lain yang terlihat mengejutkan adalah Sassuolo. Pasukan besutan Eusebio Di Francesco bisa finis di peringkat enam, satu titik di atas Milan. Sassuolo pun berhak ke Kualifikasi III Liga Europa, dan belakangan berhasil ke fase grup.
Pemain Terbaik
Gonzalo Higuain merupakan salah satu pemain yang menonjol di sepanjang musim 2015/16. Ia berhasil membuat 36 gol hanya dari 35 pertandingan di musim tersebut.
Penyerang asal Argentina itu menjadi pencetak gol terbanyak liga sekaligus memecahkan rekor berusia 66 tahun yang dibuat Gunnar Nordahl bareng AC Milan Saat itu, Nordahl membuat 35 gol dalam semusim (1949-1950).
Higuain merupakan pemain dengan jumlah gol tertinggi dalam semusim di sepanjang sejarah bergulirnya Serie A. Buat liga yang dikenal jahat buat para penyerang, torehan Higuain jelas luar biasa.
Kontribusi golnya buat Napoli di musim itu pun sangat tinggi karena mencapai 46 persen total gol tim. Gigi Buffon juga layak disebut pemain terbaik liga mengingat rekor tak kebobolan yang ia ciptakan.
Transfer Terbaik
Berharga tinggi, Paulo Dybala berhasil menunjukkan dirinya memang layak dihargai semahal itu. Juventus mengeluarkan 32 juta euro buat memboyong Dybala dari Palermo.
Talentanya memang terlihat menggiurkan selama di Palermo, tetapi sepertinya tak banyak yang akan memperkirakan Dybala bakal langsung membuat Juventus melupakan Carlos Tevez.
Di musim pertamanya bersama Juve, Dybala membuat 19 gol dan memberikan 9 assist buat rekan-rekan setimnya. Harga 32 juta euro atau setara 446,4 miliar rupiah itu pun terasa menjadi investasi murah mengingat besarnya kontribusi sang penyerang.
Ingat, usianya pun masih 23 tahun. Dybala bisa menjelma menjadi pemain kelas dunia.
Pelatih Terbaik
Setidaknya ada dua kandidat pelatih terbaik di 2016, mereka adalah Maurizio Sarri dan Massimiliano Allegri. Sarri secara mengejutkan membawa Napoli melesat ke papan atas dengan permainan ofensif.
Meski begitu, sosok Allegri masih tetap menjadi pilihan teratas buat menjadi pelatih terbaik. Di tengah krisis hasil, ia tetap tenang dan berhasil membalikkan keadaan.
Ketenangan Allegri menangani krisis itu kembali membuat para peragu atas kemampuan dirinya kembali diam. Ia berhasil memadukan para wajah baru ke dalam tim yang kehilangan sederet pemain penting di ruang ganti.
Selain Sarri dan Allegri, sosok lain yang juga layak disebut adalah Eusebio Di Francesco yang membuat Sassuolo melesat ke papan atas Serie A.
[video]http://video.kompas.com/e/5261712392001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar