Jesus Joaquin Fernandez Saenz de la Torre. Suso panggilan akrabnya. Usia baru 23 tahun, tetapi perannya sudah sedemikian besar dalam tim AC Milan yang terlihat segar musim ini. Juventus mesti mewaspadai Suso karena perpaduan dua hal.
Penulis: Christian Gunawan
Kemenangan Milan atas Juventus di Serie A pada 22 Oktober silam, memperlihatkan andil Suso.
Pemain asal Spanyol ini memberikan assist untuk pencetak gol tunggal, Manuel Locatelli.
Namun, tak hanya soal kemampuan yang membuat Suso mesti diwaspadai Juve.
Baca juga:
- Resmi Dilepas Chelsea, Oscar Pecahkan Rekor Transfer di China
- Luis Suarez, Sumber Gol Sampai Pensiun
- Konstribusi Tiga Peran Berbeda di Tottenham
Bagi Suso, Supercoppa Italiana di Doha, Qatar, nanti akan memuncaki daftar partai penting dalam kariernya.
Beberapa kesempatan penting sebelumnya bagi pemakai nomor punggung 8 di Milan ini adalah Euro U-19 pada 2012 dan laga penting saat masih berada di Liverpool FC.
“Pertandingan ini jelas akan menjadi yang terbesar sepanjang karier saya. Sebelumn itu adalah final Piala Eropa U-19 dan debut saya memakai seragam Liverpool menghadapi Manchester United yang memberikan perasaan luar biasa," kata Suso.
Namun, menurut Suso, tak ada kesempatan maju baginya di Liverpool. Pemain asal Cadiz ini mengaku dirinya membutuhkan perubahan.
“Itulah alasan saya memilih Milan yang merupakan klub top Eropa,” kata Suso kepada Football Italia.
Akan tetapi, Suso mendapati awal berat di San Siro. Musim lalu, Milan meminjamkan gelandang serang itu ke Genoa.
Kembali ke Milan, kesempatan buat Suso akhirnya diberikan Vincenzo Montella.
“Ia tak takut mengambil risiko, mampu menggali kemampuan terbaik timnya, dan memberikan kesempatan kepada semua pemain,” begitu puji Suso untuk sang pelatih.
Koleksi lima gol Suso musim ini di Rossoneri hanya kalah dari striker Carlos Bacca. Soal assist, setengah lusin yang ia berikan jauh meninggalkan rekan-rekannya.
Suso berada di tempat kedua di daftar pemberi operan kunci (1,6 per laga), tembakan (2,5 per laga) dribel (2 per gim), ketiganya hanya kalah dari Giacomo Bonaventura.
Ruang peningkatan masih terbuka buat Suso. Akurasi operannya terbilang rendah, 78,7 persen saja (di peringkat ke-17 di Milan).
Begitu pula rataan operan, yang hanya 29,3 buah per partai (peringkat ke-13).
Namun, sulit menyangkal bahwa pemain muda ini adalah andalan Rossoneri.
Suso mengaku bahwa Montella secara pribadi memberikan kepercayaan diri baginya sehingga ia merasa nyaman, fisik maupun mental.
"Saat merasa nyaman, saya tahu bisa selalu bermain sejak awal. Kembali ke pelatih, ia berani menurunkan pemain muda, yang sebenarnya sulit ia lakukan dalam profesinya,” tutur pemain yang pernah dipinjamkan Liverpool ke Almeria ini.
Ya, pengaruh sang arsitek yang terbilang muda itu terasa sampai pembentukan tim Milan, yang juga terasa belia.
“Menyenangkan melihat rekan setim yang juga muda. Namun, harus dikatakan bahwa bila pemain tampil baik, umur sekadar angka,” kata Suso.
Menuju Qatar, Milan gagal menang di dua laga terakhir. Meski demikian, Suso menilai Rossoneri tampil baik di kedua laga.
“Agak aneh memang. Kami menatap Supercoppa dengan keyakinan yang lebih besar dan pemahaman yang lebih baik akan kekuatan kami,” kata pemain binaan Cadiz dan Liverpool ini.
Suso percaya tim muda Milan dapat menang lagi atas La Vecchia Signora. Namun, ada syaratnya.
“Satu-satunya resep yang saya tahu untuk mengalahkan Juventus adalah tetap fokus selama 90 menit. Jika tidak, mustahil menang," kata Suso.
Menurutnya, bila Milan membuat kesalahan, Juventus akan segera memanfaatkannya. Jika memiliki kesempatan mencetak gol, Milan disebut tak boleh menyia-nyiakannya.
"Dari sisi taktik, kami harus sangat kompak dan rapat karena mereka memiliki striker yang dapat menyusup di antara pemain,” ujar Suso.
Pemain kelahiran 19 November 1993 itu mengakui bahwa Juventus lebih diunggulkan di Doha.
Menurutnya, Juve telah membuktikan diri sebagai yang terkuat. Namun, harapan untuk membawa gelar ke San Siro tetap terbuka.
“Di liga, kami bisa menang atas mereka. Kami bisa mengalahkan Juve. Mengalahkan mereka menaikkan kepercayaan diri sekaligus memberikan lebih banyak informasi tentang bagaimana menghadapi mereka. Namun, sejujurnya mereka adalah favorit dan lebih baik begitu. Kami akan lebih termotivasi dan mereka yang merasakan tekanan,” ucapnya lagi.
Posisi nonunggulan juga masih menaungi Milan di Serie A. Akan tetapi, melihat klasemen liga, Milan seperti siap menjadi penantang gelar seperti dulu lagi.
Cukup unik mendengar Suso bicara tentang masa lalu.
"Posisi di klasemen tak mengejutkan saya. Saya tahu sejak musim panas bahwa musim ini akan berlangsung bagus bagi kami. Kalau bisa terus begini, kami akan kembali menjadi Milan 'lama'," ucap sang gelandang serang.
Bicara masa depan, berbekal performa mengesankan sebagai andalan Milan, ia berharap menembus tim nasional Spanyol.
"Kalau Julen Lopetegui memberikan kesempatan kepada pemain lain, kenapa juga ia tak memberikannya kepada saya?" ujarnya menyinggung pelatih timnas Spanyol.
Trofi Supercoppa untuk aksi super Suso musim ini mungkin bisa meyakinkan Lopetegui.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.727 |
Komentar