Inter Milan menutup 2016 dengan cara terbaik. I Nerazzurri (Hitam-Biru) merangkai 3 kemenangan beruntun tanpa kebobolan di Serie A.
Sebelum memukul Lazio 3-0 pada duel teranyar, Selasa (20/12/2016), Inter Milan menekuk Sassuolo 1-0 dan Genoa 2-0.
Media Italia sudah mulai menyuarakan I Nerazzurri berada dalam jalur kebangkitan. Berkat 3 kemenangan beruntun itu, Inter terdongkrak dari peringkat 10 ke peringkat 7 di klasemen.
Posisi mereka masih jauh dari puncak klasemen, tetapi hal positif mencuat lantaran pencapaian Inter meningkat dua kali lipat sejak ditangani Stefano Pioli.
Sang pelatih ditunjuk sebagai pengganti posisi Frank de Boer pada 8 November. Dalam 6 partai bersama Pioli, Inter sudah mencatat jumlah kemenangan sama banyak dengan rapor De Boer dalam 11 partai perdana Serie A musim ini.
Pioli already won as many matches as De Boer did at Inter pic.twitter.com/rGdkqqZvUS
— WHATAGABIGOL (@WHATAGABIGOL) December 21, 2016
Inter have collected 13 points (in just six games) since Pioli took over. Inter with De Boer and Vecchi in first 12 games: 17 points.
— F.C. InterData (@Fcinterdata) December 21, 2016
Di tangan Pioli, Inter mencaplok 4 kemenangan, sekali seri, dan sekali kalah (13 poin). Rata-rata, mereka mengemas 2,17 poin per partai. Rasio tersebut dua kali lipat dari catatan Inter bersama De Boer.
Hanya diberi kans melatih Nerazzurri selama 3 bulan, De Boer menorehkan 4 kemenangan, 2 kali seri, dan 5 kali kalah (14 poin) atau rata-rata meraup 1,27 angka per gim.
Sisa satu partai Inter dilakoni bersama pelatih interim yang naik kelas dari skuat Primavera, Stefano Vecchi (vs Crotone 3-0).
Baca Juga:
- Rangkaian Catatan Negatif Neymar Musim Ini
- Dries Mertens dan Kisah Para Pencetak Poker di Serie A
- Benarkah Mandzukic Paling Banyak Berlari di Juventus?
Meski rapor rataan Pioli lebih baik, dia tak lantas disebut mengungguli De Boer secara individu.
Menurut pihak netral, keduanya sama-sama pelatih bagus, tapi dihadapkan pada masalah yang pelik di Inter.
"Keduanya punya karakter yang kuat, tapi Inter sedang melalui periode yang sulit dalam sejarah mereka. Hal itu juga karena klub mengalami perubahan dalam sisi manajerial. Sehebat apa pun pelatih, dia tak bisa menyelesaikan semuanya," ucap arsitek Bayern Muenchen, Carlo Ancelotti, kepada Panorama.
[video]http://video.kompas.com/e/5253435963001[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar