Seakan jemawa saat menyebut Persab Brebes sudah seharusnya menjuarai Piala Soeratin 2016. Namun, bila menilik materi pemain yang sebagian besar anak Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Persab pantas menjadi kandidat juara.
Penulis: Gonang Susatyo
Bagaimana tidak? Mereka sudah mendapatkan pendidikan sepak bola di sekolah. Seperti Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang ada di berbagai provinsi di Indonesia, para siswa Ragunan rutin berlatih sepak bola sekaligus mengikuti pertandingan untuk menambah jam terbang.
“Pemain di usia mereka, yaitu antara 15 sampai 17 tahun, memang sudah harus ditempa secara serius. Mereka harus sudah diajarkan teknik dan taktik bermain plus mencicipi atmosfer lapangan di turnamen,” kata Penasihat Persab, Edy Prayitno.
Edy bertugas menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Brebes, Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Brebes, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sehingga pemain SKO Ragunan bisa memperkuat Persab di Piala Soeratin 2016.
“Kerja sama ini diharapkan menggairahkan sepak bola di Brebes. Askab ingin anak-anak bertalenta bisa muncul dari Brebes,” ujar Edy lagi.
“Sesungguhnya timnas junior tak akan sulit mendapatkan pemain terbaik."
Penasihat Persab, Edy Prayitno
Sepanjang turnamen, Persab begitu mendominasi. Mereka sering menang telak, seperti kala melibas PSN Nunukan 13-1, Persesba Sumba Barat 9-3, Bandar Sulteng FC 9-1, Persita Laha 15-0, termasuk Askab Balikpapan, yang bertekuk lutut dengan skor 1-4 di final.
“Keberhasilan Persab menunjukkan bagaimana pembinaan di PPLP sudah berjalan dengan baik. Harus diakui banyak alumni yang kemudian bermain di klub-klub profesional serta menjadi tulang punggung tim nasional dalam berbagai level usia,” ucap Edy.
Persab tidak hanya menjadi juara, tapi juga menyapu bersih trofi individu. Egi Maulana Vikri terpilih sebagai pemain terbaik dan meraih gelar pencetak gol terbanyak turnamen.
Penghargaan tim paling santun alias fair play team pun mereka kantongi. Prestasi ini adalah buah dari kerja keras Persab dan SKO Ragunan sebagai salah satu dari 15 PPLP terkemuka di Indonesia.
Keduanya ibarat kawah candradimuka yang melahirkan pemain-pemain masa depan.
“Sesungguhnya timnas junior tak akan sulit mendapatkan pemain terbaik. Pelatih cuma perlu menilik setiap PPLP tanpa mengabaikan tim-tim lain yang melakukan pembinaan,” kata Edy.
[video]http://video.kompas.com/e/5256222155001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar