Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Festive Season: Pembuktian Sang Kolektor Trofi

By Kamis, 22 Desember 2016 | 17:03 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memberikan tepuk tangan tanda penghormatan kepada pendukung timnya usai laga melawan Arsenal di Stadion Etihad, Manchester, pada 18 Desember 2016.
PAUL ELLIS/AFP
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memberikan tepuk tangan tanda penghormatan kepada pendukung timnya usai laga melawan Arsenal di Stadion Etihad, Manchester, pada 18 Desember 2016.

Dengan nada geram Pep Guardiola mempertanyakan awak media yang menyebut bahwa intensitas permainan di La Liga maupun di Bundesliga tak sekeras di Premier League.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

“Bagaimana mungkin Anda menanyakan hal ini, tapi belum pernah mencicipi sendiri La Liga maupun Bundesliga?” tanya Pep dalam sebuah konferensi pers.

Menurut Pep Guardiola, yang empat musim menukangi Barcelona, dan tiga musim berstatus pelatih Bayern Muenchen, permainan di La Liga maupun Bundesliga sangatlah keras.

“Jika Barcelona menang 4-0 adalah karena mereka memang layak untuk menang sebesar itu. Pemain mereka luar biasa berkualitas,” kata Pep lagi.

Begitu pula di Bundesliga. Muenchen terlihat sangat superior memang karena dihuni talenta luar biasa besar. Sama seperti Barca, Muenchen memang layak mendapatkan setiap hasil akhir mencolok.

Jika keduanya bermain di EPL pun keduanya dinilai bakal tetap dominan.

Pada awal kiprahnya di daratan Inggris, Pep diperkirakan bakal merajut hasil optimal seperti yang diperoleh dua mantan klubnya itu. Hingga 10 gameweek pembuka, tren yang diciptakan memang mirip.

Manchester City yang dibesutnya, mampu memuncaki klasemen EPL dengan raihan 7 menang, 2 seri, dan 1 kalah.

"Guardiola pelatih brilian. Saya tahu bahwa publik menginginkan perubahan pada permainan City. Namun, Pep tak akan mengubahnya, karena ia tahu apa yang terbaik bagi City."

KEVIN DE BRUYNE, Gelandang Manchester City

Kendati demikian, laju Manchester Biru mendadak tersendat. Dua kekalahan beruntun dari Chelsea dan Leicester City di gameweek 14 dan 15, mendemosi posisi The Citizens ke tangga keempat, sebelum kembali naik ke pos runner-up seusai mengalahkan Arsenal di pekan ke-17.

Berkaca pada perjalanan fluktuatif ini sangat masuk di akal apabila publik sepak bola mulai meragukan kinerja Pep.

Apalagi di saat yang bersamaan, Antonio Conte bisa membawa Chelsea berlari kencang di puncak klasemen EPL, juga di musim perdananya bersama klub Inggris.

Sikap ragu semakin membubung menjelang berlangsungnya trilaga beruntun di periode libur Natal dan Tahun Baru.

Publik mendadak bersikap skeptis menyoal kemampuan Pep melalui salah satu periode tersibuk, yang kerap merusak impian perjalanan musim sebuah tim tersebut.

“Saya tak pernah bermain di Boxing Day. Saya juga belum pernah memasuki stadion di mana angin bertiup begitu kencang, suhu begitu dingin, dan tekstur lapangan begitu buruk. Ini (festive period) menjadi target bagi saya, dan saya ingin memberikan pembuktian,” ujar Pep.

Latihan Tengah Musim

Tak sedikit yang menganggap bahwa keberhasilan Pep mengoleksi belasan trofi bersama Barcelona dan Muenchen adalah akibat ketiadaan festive period di kedua liga tersebut.

Dua raksasa Eropa itu dinilai bisa berprestasi optimal lantaran punya masa rehat di saat seluruh klub Inggris menjalani rutinitas pelik itu.

Namun, jangan buru-buru berkesimpulan. Pep sendiri menyatakan bahwa winter break di La Liga dan Bundesliga adalah masa-masa yang membosankan.

“Melalui pekan-pekan tanpa memainkan pertandingan merupakan salah satu periode paling menjemukan bagi saya,” begitu kenangnya.

Baca juga:

Jika di Bundesliga ia biasa berlibur dan menghabiskan masa rehatnya dengan melihat rekaman pertandingan Die Roten, kali ini Pep tak punya kemewahan tersebut.

Yang ada, ia harus memastikan setiap personelnya siap tempur pada saat Citizens memasuki periode di sekitar pergantian tahun.

Hal pertama yang dilakukan adalah menolak undangan ke Abu Dhabi, seperti yang diambil Manuel Pellegrini pada Desember 2015.

Kala itu, pelatih yang digantikannya tersebut membawa David Silva dkk. menjalani latihan tengah musim di Timur Tengah, sebelum kembali berlaga di Piala FA pada awal Januari.

Bukan karena kebetulan City takluk dari Middlesbrough sepulang dari Abu Dhabi, sehingga Pep mengambil langkah kontra. Keputusannya murni didasari kebijakan untuk menjalani periode dengan menerapkan sejumlah aturan ketat.

Terutama menyangkut level kebugaran pemain.

Guardiola menuntut pemainnya mengurangi asupan makanan yang mengandung lemak, maupun minuman yang mengandung gula.

Sesi latihan pun lebih ditekankan pada pemulihan fisik secara lebih cepat agar para pemain mampu pulih mendekati 100% setiap memasuki lapangan.

Terdepaknya City dari babak IV Piala Liga, memastikan penghuni Etihad bisa berkonsentrasi penuh di EPL pada bulan Januari.

Tanpa gangguan, seperti yang akan dilalui Liverpool, Southampton, Hull, dan Manchester United, pelakon semifinal Piala Liga (10-11 dan 25-26 Januari), City bisa menajamkan fokus ke festive period.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.726


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X