FIFA telah menegaskan bahwa Inggris, Wales, Skotlandia, dan Republik Irlandia telah dijatuhi sanksi denda dengan menampilkan bunga poppy pada pertandingan internasional terakhir mereka.
Para pemain Inggris dan Skotlandia mengenakan ban lengan hitam bergambar bunga poppy ketika kedua tim berhadapan di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stadion Wembley pada 12 November 2016.
Begitu juga dengan Wales saat menjamu Serbia dan Irlandia Utara ketika menjamu Azerbaijan. Bunga poppy tampak hadir di lapangan dan tribune penonton.
Asosiasi Sepak Bola Inggris, FA, sadar bahwa FIFA telah mendesak mereka untuk tidak mengenakan bunga poppy. Pasalnya, bunga tersebut melambangkan sesuatu yang bersifat politik.
Bunga poppy merupakan simbol peringatan terhadap pahlawan Inggris yang gugur pada Perang Dunia I. Perang tersebut berakhir pada 11 November 1918.
Hari mengenang para pahlawan itu dikenal dengan nama Remembrance Sunday. Remembrance Sunday diperingati setiap hari Minggu kedua bulan November. Tahun ini, Remembrance Sunday jatuh pada tanggal 13 November.
Bunga tersebut dilarang FIFA untuk ditampilkan demi menghindari reaksi negatif dari negara lain. Pasalnya, pada Perang Dunia pertama itu, Inggris berseteru dengan Jerman.
Baca Juga:
- Remaja Ajaib Brasil Pilih Guardiola Ketimbang Uang
- Galliani Sebut Pemain Pinjaman Milan dari Chelsea Setara Modric
- Hamka Hamzah Merasa Misinya Belum Tuntas
Namun, FA tetap berkehendak lain. Mereka menantang badan dunia untuk menandai Hari Peringatan, yang berlangsung pada hari Sabtu, 12 November.
Akibat penentangan tersebut, FIFA menjatuhkan sanksi kepada keempat negara Britania Raya itu dengan nilai yang beragam. Tidak dijelaskan oleh FIFA mengapa jumlah denda kepada empat negara tersebut bisa beragam.
Inggris didenda sebesar 45.000 franc Swiss (Rp 587 juta), Skotlandia dan Wales 20.000 franc Swiss (Rp 261 juta) dan Irlandia Utara 15.000 franc Swiss (Rp 195 juta).
Ketua Komite Disiplin FIFA, Claudio Sulser, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menghargai momen peringatan yang ada di setiap negara. Namun, hal tersebut tidak boleh ditunjukkan jika menyimpang dari semangat olahraga.
"Dengan keputusan ini, bukan maksud kami untuk menilai atau mempertanyakan sebuah peringatan tertentu. Kami sangat menghormati kepentingan masing-masing negara dengan sejarah dan latar belakang," ucap Sulser dikutip dari Squawka.
"Namun, perlu diingat bahwa aturan harus diterapkan secara netral dan adil kepada 211 asosiasi anggota FIFA. Hal-hal yang bersifat simbol politik atau agama sangat dilarang. Di stadion dan lapangan, hanya ada ruang untuk olahraga, tidak ada hal lain," tuturnya.
[video]http://video.kompas.com/e/5253221881001[/video]
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Squawka |
Komentar