Calon pengganti Nico Rosberg dikabarkan sudah mengerucut ke dua nama yakni Valtteri Bottas dan Pascal Wehrlein. Dari berbagai sumber, JUARA mengupas plus-minus kedua pebalap ini untuk menjadi rekan setim Lewis Hamilton di tim Mercedes.
Penulis: Arief Kurniawan
Kalau dilihat negaranya tentu saja identik dengan kecepatan. Paling tidak dalam kurun dua dekade terakhir Finlandia memiliki dua juara dunia yakni Mika Hakkinen dan Kimi Raikkonen.
Bottas pun diyakini memiliki kecepatan yang sama dengan kedua pebalap tersebut. Namun, Bottas tidak pernah berada di tim jawara seperti Hakkinen dan Raikkonen. Sejak memulai karier di F1, Bottas belum pernah pindah tim, selalu bersama Williams.
Kans jadi juara dunia: sangat tipis
Mengalahkan Hamilton sebagai pebalap senior saja susah apalagi sebagai pebalap muda dan baru. Belum lagi perubahan regulasi membuat Red Bull punya kans besar bisa menyaingi Mercedes di musim 2017.
Kans memenangi balapan: sangat besar
Inilah sebenarnya tujuan utama Mercedes merekrut Bottas, mencari pebalap yang bisa memenangi balapan. Prestasi terbaik Bottas selama ini adalah runner-up pada 2014.
Ketika Bottas finis di posisi kedua pada GP Inggris dan Jerman tersebut, yang memenangi balapan adalah Hamilton dan Rosberg. Artinya, bila diberikan mobil sepadan, Bottas mampu berada di podium tertinggi.
PLUS
- Di usia matang, 27 tahun
- Memiliki kecepatan
- Tidak mudah membuat kesalahan
- Tidak perlu adaptasi lama dengan Mercedes, karena selalu menggunakan mesin itu sejak 2014
MINUS
- Berpotensi ditahan tim Williams karena mereka butuh pebalap senior sepeninggal Felipe Massa
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.725 |
Komentar