Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Claudio Bravo Jenuh dengan Kehidupan Manchester?

By Minggu, 18 Desember 2016 | 13:05 WIB
Kiper Manchester City, Claudio Bravo, melambaikan tangan saat ingin meninggalkan laga pada akhir babak pertama pertandingan lanjutan Premier League melawan Bournemouth di Etihad Stadium, Sabtu (17/9/2016).
Oli SCARFF / AFP
Kiper Manchester City, Claudio Bravo, melambaikan tangan saat ingin meninggalkan laga pada akhir babak pertama pertandingan lanjutan Premier League melawan Bournemouth di Etihad Stadium, Sabtu (17/9/2016).

Meski bermain bagus saat Manchester City mengalahkan Watford 2-0 pada Rabu (14/12), hal tersebut tidak melunturkan spekulasi tentang Claudio Bravo. Kiper asal Cile ini disebut-sebut mulai tidak betah meski belum genap setahun berada di Inggris.

Penulis: Dedi Rinaldi

Bravo bergabung dengan The Citizens pada Juni 2016 dengan label harga yang cukup mahal, yaitu 15,4 juta pound. Manajer Josep Guardiola menarik Bravo dari Barcelona dengan tujuan menggantikan Joe Hart, yang kemudian dipinjamkan ke Torino.

Bravo digaet Guardiola karena dianggap sebagai sosok yang akan mengerti skema yang diterapkan, yaitu memulai serangan dari lini belakang. Namun, baru dalam beberapa bulan, Bravo disebut sudah mulai jenuh dengan kehidupannya di kota Manchester.

Koran Daily Express melaporkan bahwa Bravo bercerita pada mantan rekannya di Barcelona bahwa dirinya tak betah hidup di kota Manchester.

Kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris, tak lancar berbahasa Inggris, dan juga tak cocok dengan cuaca merupakan kendala yang membuat Bravo merasa tidak nyaman.

Juga diungkapkan oleh kiper berusia 33 tahun itu bahwa dirinya menyesal setelah memutuskan bergabung dengan The Citizens beberapa pekan setelahnya.

Karena itu, Bravo ingin kembali ke Spanyol, bergabung lagi ke Barcelona meskipun sebagai cadangan.

[video]http://video.kompas.com/e/5248769221001[/video]

Seperti diketahui, di dalam skuat Barcelona besutan pelatih Luis Enrique sekarang sudah ada kiper Marc-Andre Ter Stegen dan Jasper Cillessen.

Jadi, keinginan Bravo tersebut tampak sulit terealisasi kecuali Bravo memang ingin kariernya hanya sebatas sebagai pilihan ketiga.

Karier Bravo di The Citizens hingga kini memang terkesan masih belum berjalan sesuai rencana. Dia kerap mendapatkan kritik karena kesalahan yang sering dilakukan. Kebobolan empat gol dari Leicester City menjadi satu catatan penting pada kinerjanya.

Padahal, langkah yang diambil oleh Bravo hengkang dari Barcelona karena dia percaya kepada Guardiola.

“Bagi saya, Guardiola merupakan pelatih terbaik dunia. Dia juga amat jujur. Anda bisa bertanya padanya soal banyak hal yang ada kaitannya dengan sepak bola. Anda juga bisa bertanya mengenai persoalan keluarga,” ujar Bravo.

Bantuan Adaptasi

Mengenai adaptasi, Bravo bukannya tidak mendapatkan dukungan.

Kiper kedua City, Willy Caballero, yang paham bahwa Bravo masih sulit menemukan permainan terbaiknya sejak datang dari Barcelona, mengatakan terus memberikan bantuan padanya untuk menyesuaikan diri di klub.

“Hubungan kami amat bagus. Kami berlatih dan bersaing dengan baik. Karena itu, saya selalu mencoba membantu adaptasinya di Inggris. Bravo merupakan sosok yang hebat dan pemain yang hebat, jadi saya berharap semuanya berjalan dengan baik untuknya,” kata Caballero, yang baru membuat empat penampilan bagi The Citizens sejak Bravo datang dan menjadi kiper utama.

Mantan pelatih The Citizens, Manuel Pellegrini, juga ikut mendorong Bravo, termasuk membelanya dari serangan media Inggris, yang terus menilai Bravo tidak cukup tangguh untuk mengawal gawang tim sekelas City.

[video]http://video.kompas.com/e/5248749918001[/video]

“Jika Bravo pindah dari Real Sociedad menuju ke Barcelona, lalu pindah ke Manchester City, hal tersebut bisa terjadi karena Bravo merupakan salah satu kiper terbaik di dunia. Jadi, dalam hal kompetensi, Bravo memang layak membela City,” kata Pellegrini.

Pellgerini malah curiga bahwa kritik tersebut terus diembuskan media Inggris kepada Bravo karena terkait tergusurnya Hart sampai menjadi pemain pinjaman di Torino.

Masuknya Bravo ke Manchester City membuat Hart harus kehilangan posisinya. Hart bahkan mesti pergi ke klub Italia untuk mendapatkan kesempatan bermain reguler. Hal inilah yang dirasakan Pellegrini bahwa publik Inggris tak senang karena Hart adalah kiper utama tim nasional Inggris.

“Media Inggris memang keras. Soal ini ada kesan muncul rasa tidak senang karena Bravo menggantikan Hart, yang bermain untuk timnas Inggris,” ucap Pellegrini.

Sekarang tinggal bagaimana Bravo mereparasi dirinya untuk beradaptasi dan bertahan di lingkungan baru karena dalam hal teknis sebenarnya performa kiper ini memberikan warna baru pada sepak bola Inggris.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X