Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Soeratin, Ajang Talenta dari Pelosok Nusantara

By Rabu, 14 Desember 2016 | 15:38 WIB
Pemain depan Persab, Egy Maulana (tengah) menerima giant cek setelah menjadi top scorer seusai final Piala Soeratin 2016 di Stadion Manahan, Solo, Sabtun (10/12/2016) malam.
Dok. ISC
Pemain depan Persab, Egy Maulana (tengah) menerima giant cek setelah menjadi top scorer seusai final Piala Soeratin 2016 di Stadion Manahan, Solo, Sabtun (10/12/2016) malam.

Persab Brebes mengakhiri Piala Soeratin 2016 sebagai juara. Dengan skuat yang memiliki keunggulan teknik dan organisasi permainan yang rapi, Persab sudah diprediksi bakal juara.

Penulis: Gonang Susatyo/Kukuh Wahyudi

Dalam laga final di Stadion Manahan, Solo, akhir pekan lalu, Persab menekuk Askot Balikpapan 4-1.

Keberhasilan Persab semakin lengkap setelah menyabet tim fair play. Tak hanya itu, gelandang serang Egy Maulana Fikri juga menjadi pemain terbaik sekaligus pemain tersubur (21 gol) Piala Soeratin 2016.

“Akhirnya kami bisa membuat sejarah. Kami berharap prestasi ini menjadi awal kebangkitan sepak bola di Brebes,” kata manajer Persab, Saefudin Zuhri.

Tidak hanya Persab, tim-tim dari pelosok Nusantara lain pun berkesempatan memunculkan pemain muda bertalenta. Lewat kompetisi usia muda yang rutin digelar di Balikpapan, mereka mengisi skuatnya dari pemainpemain yang tampil di ajang tersebut.

Sementara itu, dari pelosok Nusantara lainnya juga muncul pemain-pemain berbakat yang tergabung dalam Persihaltim Halmahera Timur. Tim besutan Rachmat Rivai itu melangkah hingga babak 8 besar.

“Pencapaian mereka memang luar biasa. Raihan ini menunjukkan banyak talenta di daerah terpencil seperti Halmahera Timur,” ucap Rachmat.

Hal serupa diungkapkan manajemen Persihaltim.

"Saatnya PSSI memantau anak-anak di daerah,” kata Moh Zain Gafur, Sekretaris Umum Persihaltim.

Jika ingin memajukan sepak bola nasional, PSSI tentu harus lebih serius lagi dalam menggelar ajang junior, termasuk Piala Soeratin. Terlebih lagi, ajang tersebut sudah menelurkan bibit pesepak bola profesional dalam negeri.

Sebut saja nama-nama yang meroket pada era 1980-an seperti Azhary Rangkuty, Patar Tambunan, dan Marzuky Nyak Mad.

Tiga pemain PSMS Medan di Soeratin Cup 1982 itu mengisi skuat Tim Merah-Putih meraih emas pertama cabang sepak bola pada SEA Games XIV 1987 di Jakarta.

Di generasi selanjutnya muncul nama-nama seperti Ricky Yacobi, Robby Darwis, dan Aji Santoso. Mereka pun akhirnya menjadi kapten timnas era 90-an hingga 2000-an.

Setelah mereka, lahir Atep, Dendi Santoso, Arif Suyono, Ahmad Bustomi, Dedi Kusnandar, dan Egi Melgiansyah.

Semoga Piala Soeratin terus digulirkan konsisten untuk melahirkan bibit-bibit pesepak bola Indonesia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X