Kekalahan menyesakkan dari Bournemouth pekan lalu menyisakan sorotan mengenai ketangguhan lini belakang Liverpool. Beruntung The Reds tak jadi ditinggalkan andalan terbaik mereka di sektor pertahanan. Ia memilih menepis ajakan tim nasional Kamerun.
Penulis: Christian Gunawan
Pengaruh Joel Matip di pertahanan Si Merah bisa dilihat dari lubang yang menganga saat pemain kelahiran Bochum, Jerman, itu absen. Tiga kali Matip tak bermain, Liverpool kebobolan banyak di ketiga laga itu. Rinciannya, tiga gol Arsenal, dua gol Burnley, dan empat gol Bournemouth.
Ya, di tengah puja-puji terhadap permainan menyerang yang diperagakan Si Merah, Matip secara diam-diam menjadi salah satu keping yang diperlukan tim di jantung lini belakang. Sejak awal kedatangan, ia diplot mendampingi Dejan Lovren.
Sepeninggal dua bek, Martin Skrtel dan Kolo Toure, kehadiran Matip menjadi sangat penting bagi Liverpool.
Tinggi badan dua meter kurang lima sentimeter saja membuat sang bek menjadi andalan dalam duel-duel udara.
Gol pemegang paspor Jerman ini ke gawang Crystal Palace pada Oktober adalah salah satu pemanfaatan kemahiran menyambut bola di udara.
Namun, keandalan dan ketenangan Matip dengan bola di kakinya boleh jadi tak kalah oke.
[video]http://video.kompas.com/e/5243840758001[/video]
Saat butuh kekukuhan di belakang, Reds tak bisa ditinggalkan Matip. Tiga bulan atau September lalu, bek yang diboyong dari Schalke itu menyatakan keinginan untuk tetap berada di klub selama Piala Afrika.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.724 |
Komentar