Mimpi buruk Everton menjadi kenyataan. Setelah menunggu hasil pemindaian, pada Senin (5/12) malam waktu Inggris, Si Biru menerima kabar bahwa musim Yannick Bolassie sudah berakhir.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Winger asal Kongo itu mengalami cedera ACL (anterior cruciate ligament) pada lutut kanannya dalam laga melawan Manchester United akhir pekan kemarin. Sudah menjalani operasi, pemain berusia 27 tahun itu tidak akan bermain lagi sampai musim ini selesai.
Kehilangan eks pemain Crystal Palace ini adalah pukulan berat bagi Everton. Bolassie merupakan rekrutan termahal The Toffees musim ini. Dia dibeli dari Palace dengan harga 25 juta pound atau sekitar Rp420 miliar.
Penampilan Bolassie sejauh ini memang tidak bisa dibilang istimewa, tapi juga tidak dapat divonis jelek. Setidaknya dia sudah memperlihatkan potensi bisa menjadi salah satu pemain penting Everton apabila terus bermain secara reguler.
Bolassie sudah mengemas empat assist dalam 13 penampilan. Yang bikin kontribusinya penting, semua assist itu ditorehkannya buat Romelu Lukaku, sang penyerang andalan Everton.
The Toffees seperti sudah melihat prospek munculnya sebuah tandem lini depan yang spesial. Kehadiran Bolassie mungkin bisa mendongkrak ketajaman Lukaku hingga bisa melewati batasan 20 gol dalam satu musim EPL. Hal itu belum pernah dicapai Lukaku sepanjang kariernya.
Bahasa Khusus
Pergerakan Bolassie di sayap dan kualitas penyelesaian akhir Lukaku bukan satu-satunya kombinasi yang bisa membuat duet ini sukses. Keduanya juga berkomunikasi secara unik di atas lapangan. Bolassie dan Lukaku berbicara dalam Bahasa Lingala saat bermain.
"Saya dan Romelu sangat bangga dengan budaya kami. Tidak banyak bek di EPL yang berbicara Bahasa Lingala, jadi hal itu memberi kami sedikit keuntungan," ujar Bolassie bulan lalu seperti dikutip dari Daily Mail.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar