"Saat pertama kali datang ke Indonesia, saya mengenal sejumlah pelatih bernama besar seperti (alm.) Rusdy Bahalwan, Rudy Keltjes, Indra Thohir, dan banyak lagi. Saya ingin menjadi sehebat mereka."
Penulis: Andrew Sihombing
Kalimat tersebut disampaikan Jacksen Tiago kepada BOLA akhir Juni silam. Ketika itu, mantan penyerang Persebaya ini tengah menjadi buah bibir di Indonesia saat pulang ke Surabaya setelah tak lagi menjadi pelatih Penang FA.
Banyak klub lokal yang berhasrat mengamankan tanda tangan Jacksen ketika itu. Hal ini tentu bisa dimaklumi mengingat betapa pria yang akrab disapa Bigman tersebut sudah memperlihatkan tangan dinginnya sebagai pelatih.
Gelar Divisi Satu (2003) dan Divisi Utama (2004) bagi Persebaya serta tiga mahkota Liga Super (2008-2009, 2010-2011, 2012-2013) bersama Persipura adalah pemanis rekam jejak kepelatihannya di Tanah Air.
Pria Brasil berusia 48 tahun ini juga meraih gelar sebagai Pelatih Terbaik ISL 2013. Tak kurang dari Persija, Persegres, hingga Bali United berniat mengontraknya.
Hanya, Jacksen mengaku hendak fokus menyelesaikan kursus kepelatihan Lisensi Pro dari Federasi Sepak Bola Brasil (CBF).
Jacksen cuma menerima tawaran menukangi tim anak-anak U-12 Indonesia untuk Aqua Danone Nations Cup 2016.
Timnas
Hingga kemudian tersiar kabar Jacksen resmi menandatangani kontrak bersama Barito Putera untuk Liga Super Indonesia 2017, Jumat (2/12/2-16).
"Benar, Sahabatku. Akhirnya itulah jalan yang Tuhan berikan padaku," tulisnya melalui Whatsapp saat BOLA mengonfirmasi kabar tersebut pekan lalu.
Apa yang membuat Jacksen bersedia menyudahi masa istirahatnya demi Barito? Apakah semata kesesuaian nominal di kertas kontrak?
"Faktor utama adalah Barito setuju dengan permintaan saya untuk lebih dulu menyelesaikan lisensi kepelatihan Pro di Brasil yang akan dimulai pada 6 Desember. Selain itu, kami menemukan kecocokan dalam semua aspek," katanya saat BOLA mengelaborasi soal garansi kebebasannya melatih dan target dari manajemen klub.
Jacksen memang begitu mengedepankan urusan kursus kepelatihannya.
Padahal, tanpa itu sekalipun, ia sudah layak melatih klub level teratas Tanah Air dengan berbekal Lisensi A Conmebol atau Lisensi Pro ABTF (Asosiasi Pelatih Sepak Bola Brasil) yang dimilikinya.
Ia juga berkali-kali mengikuti kursus kepelatihan beberapa tahun belakangan. Mengapa harus repot-repot?
Baca Juga:
- Pemain Persib dan T-Team Berhasil Disatukan Umuh Muchtar
- Semen Padang Akhirnya Gagal Menang Tandang, Nilmaizar Punya Komentar
- Persija Ingin Persegres Jadi Start dari Target Sembilan Poin
"Ilmu itu sejatinya tidak pernah habis, Bigman. Sebagai manusia, kita tidak boleh berpuas hati dengan pencapaian saat ini bila ingin menjadi lebih baik," katanya.
"Lisensi saya mungkin sudah cukup untuk di Indonesia. Tapi, saya ingin selalu maju. Saya masih punya ambisi besar," lanjut Jacksen.
Apakah ambisi yang dimaksud berkaitan dengan timnas? Bukan rahasia lagi bila Jacksen punya mimpi besar menjadi pelatih kepala timnas Merah-Putih.
"Harapan saya juga demikian. Itulah alasan saya akan ke Brasil untuk mendapatkan Lisensi Pro. Agar saya bisa diperhitungkan di masa yang akan datang," tutur lelaki yang sempat menjadi asisten Rahmad Darmawan di timnas senior tersebut.
[video]http://video.kompas.com/e/5236952889001[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar