Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Barcelona Vs Real Madrid, Tekanan Unggguli Momentum

By Sabtu, 3 Desember 2016 | 16:01 WIB
Andres Iniesta (kiri) yang baru pulih dari cedera lutut akan berupaya memutus alur serangan Luka Modric dkk.
GETTY IMAGES
Andres Iniesta (kiri) yang baru pulih dari cedera lutut akan berupaya memutus alur serangan Luka Modric dkk.

Semua tergantung perspektif. Dari sudut mana kita hendak melihat ketika gelaran el clasico datang menghampiri publik sepak bola. Mayoritas biasanya melirik tren terkini sebagai parameter untuk memilih sang pemenang.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Pada kebanyakan kasus, data statistik maupun tren ke belakang ampuh untuk memprediksi hasil akhir sebuah laga.

Namun, el clasico bukan laga biasa. Duel antara sepasang raksasa La Liga ini nyaris tak pernah mengikuti arus prediksi.

Terutama setelah Jose Mourinho datang ke Real Madrid pada musim 2010/11 dan memangkas jurang dominasi yang selama era Pep Guardiola terus dipegang Barcelona.

Terhitung momen itu, secara bergantian Barca dan Madrid saling mengalahkan.

Tak peduli momentum apa yang dibawa sebelum berduel, hasil akhirnya amat mungkin justru kebalikannya. Kemenangan 2-1 Madrid di Camp Nou musim kemarin diperoleh tatkala Barca sedang mengungguli rival abadinya itu sebanyak 10 poin.

Kala itu, Madrid berada pada kondisi yang lebih membutuhkan raihan tripoin ketimbang Barca, yang memiliki privilise untuk kehilangan angka lantaran jarak yang cukup lebar.

Menurut logika, Madrid akan kembali pulang ke Santiago Bernabeu membawa tripoin.

 

Pembuktiannya ada di pengujung musim ketika Barca mampu meraih mahkota La Liga, meski kehilangan poin di el clasico.

Perjumpaan kali ini bisa dibilang serupa.

Hanya aktornya yang memainkan peran terbalik. Madrid datang ke rumah The Catalans dengan momentum lebih tinggi menyusul rentetan 31 jornada tanpa kalah, sekaligus posisi puncak di klasemen Primera.

Sebaliknya Barca, selain tertinggal enam poin dari seteru bebuyutannya itu, juga sedang melalui salah satu periode terburuk menyusul deretan nirkemenangan.

Menurut logika, Madrid akan kembali pulang ke Santiago Bernabeu membawa tripoin.

Jika ini sampai terjadi, Barca akan terpaut sembilan poin sehingga secara virtual menutup peluang Luis Enrique mencatat three peat alias tiga titel beruntun.

Madrid pun akan lebih nyaman mengikuti Piala Dunia Klub di pengujung Desember.

Akan tetapi, kembali ke situasi di musim lalu, juga di musim-musim sebelumnya, tim yang dinilai lebih inferior justru bisa membalikkan prediksi.

Artinya, Barca yang terimpit tuntutan untuk menang atau terlempar dari jalur juara amat mungkin memenangi laga.

Jarak Rapat

Yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana Enrique memastikan timnya bisa mengoptimalkan posisi inferior mereka tersebut.

Jika bermain layaknya saat ditahan imbang Real Sociedad, akhir pekan lalu, sebaiknya El Lucho melupakan impiannya.

“Ini permainan terburuk sejak saya menukangi Barca,” begitu kata Enrique di Marca. Sebuah komentar yang cukup berani dan berpotensi memunculkan perpecahan di dalam ruang ganti menjelang bentrokan kontra Madrid.

Barca seperti tak punya jawaban untuk mengatasi tekanan La Real. Mereka juga terlihat begitu terekspos pada saat Sociedad melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.

Penyebab utamanya adalah jarak antarpemain yang semakin lebar. Khususnya di lini tengah.

[video]http://video.kompas.com/e/5225544218001[/video]

Madrid diyakini bakal mengadopsi gaya Sociedad. Bisa juga memakai gaya Manchester City sewaktu mengalahkan Barca 3-1, untuk menumpuk pemain tengah yang lebih banyak guna memenangi duel bola hilang melawan gelandang-gelandang Barca.

Karena itu, Barca butuh jarak antarpemain yang lebih rapat. Sergio Busquets tak bisa dibiarkan sendirian dalam memutus alur serangan Luka Modric dkk.

Come back Andres Iniesta jelas akan meringankan tugas Busquets.

Namun, untuk mengoptimalkan sistem, trisula di depan pun harus siap turun membantu pertahanan.

Paling tidak, pressing kuat sejak dari lini belakang Madrid sudah harus dilakoni saban salah satu dari MSN kehilangan penguasaan bola.

Melihat gaya main Madrid di bawah Zinedine Zidane, yang tak terlalu mementingkan keindahan selama bisa meraih poin, Barca akan kesulitan menembus pertahanan melalui umpan-umpan terobosan.

Kecuali pada saat Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez memunculkan kombinasi magis.

Umpan lambung tetap bisa jadi solusi ampuh untuk memecah kebuntuan.

PRAKIRAAN FORMASI

BARCELONA (4-3-3): 1-Ter Stegen (K); 20-Sergi Roberto, 3-Pique, 14-Mascherano, 18-Alba (B); 4-Rakitic, 5-Busquets, 8-Iniesta (G); 10-Messi, 9-Suarez, 11-Neymar

REAL MADRID (4-3-3): 1-Navas (K); 2-Carvajal, 3-Pepe, 4-Ramos, 6-Nacho (B); 19-Modric, 16-Kovacic, 22-Isco (G); 7-Ronaldo, 9-Benzema, 17-Lucas Vazquez (P)

PREDIKSI: BOLA 55-45; Asian Bookie 0 : 1/2; William Hill 1 (1,85 X (4,00) 2 (3,75); Betbrain 1 (1,93) X (4,34) 2 (4,20)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.721


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X