Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pesawat yang Ditumpangi Chapecoense Jatuh karena Kehabisan Bahan Bakar

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 1 Desember 2016 | 18:04 WIB
Sejumlah orang mengikuti peringatan masal untuk mengenang korban tragedi jatuhnya pesawat yang mengangkut personel Chapecoense di Kolombia. Peringatan ini dilakukan di Chapeco, Santa Catarina, Brasil, 29 November 2016.
NELSON ALMEIDA / AFP
Sejumlah orang mengikuti peringatan masal untuk mengenang korban tragedi jatuhnya pesawat yang mengangkut personel Chapecoense di Kolombia. Peringatan ini dilakukan di Chapeco, Santa Catarina, Brasil, 29 November 2016.

Media Kolombia dan Brasil merilis rekaman percakapan antara pilot pesawat yang mengangkut skuat Chapecoense dengan pemandu lalu lintas udara. Rekaman tersebut mengungkap fakta bahwa pesawat yang jatuh di Medellin, Kolombia, Selasa (29/11/2016) siang WIB, tersebut kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.

Menurut harian asal Brasil, O'Globo, rekaman tersebut mengonfirmasi pesawat bernomor penerbangan LMI2933 yang dicarter skuat Chapecoense kehabisan bahan bakar dan hendak melakukan pendaratan darurat di Cobija, Bolivia.

Namun, permintaan pilot ditolak oleh pemandu lalu lintas udara setempat. Petugas yang belum terungkap identitasnya itu meminta pilot menunggu selama tujuh menit.

Sebab, saat itu ada pesawat lain yang juga mengalami masalah dan mendapat prioritas untuk mendarat.

Pilot LMI2933 terus memohon diberi izin mendarat. "Pesawat kehabisan bahan bakar dan mengalami kerusakan mesin," kata si pilot.

Sesaat sebelum rekaman berhenti, pilot LMI2933 sempat mengatakan bahwa pesawatnya terbang di ketinggian 9.000 kaki.

"Izin untuk mendarat, Nona. Izinkan kami mendarat," merupakan kata-kata terakhir yang terdengar.

Setelah rekaman tersebut beredar, pihak berwenang tengah mengadakan investigasi lanjutan terhadap kecelakaan yang menewaskan 77 orang dalam pesawat tersebut, termasuk sebagian besar anggota Chapecoense.

Klub asal Brasil tersebut sedianya akan bertanding di final pertama Copa Sudamericana melawan Atletico Nacional. Rekaman tersebut pun mengundang reaksi dari anggota Chapecoense yang tidak ikut dalam penerbangan itu.


Para suporter Chapecoense memadatai Stadion Arena Conda di Chapeco, Brasil pada 30 November 2016, untuk memberi tribut kepada para korban yang tewas, termasuk para pemain, dalam kecelakaan pesawat di Kolombia.(BUDA MENDES/GETTY IMAGES)

"Saya marah sekali mendengar rekaman itu," kata Nataly Ferranti (16), anggota tim perempuan Chapecoense.

Baca Juga:

Anggota klub Chapecoense dan para suporter mereka mengadakan tribute untuk teman-teman mereka yang ikut dalam penerbangan tersebut di stadion kandang mereka, Conda Arena.

Termasuk di dalamnya adalah para pemain yang tidak turut serta berangkat ke Kolombia.

"Acara ini sangat membantu. Saya kehilangan banyak saudara dalam waktu yang begitu singkat, tetapi kami harus melewati ini semua dan bangkit kembali," tutur Joao Lima, salah satu pemain tim junior Chapecoense yang hadir.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Guardian


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X