Satu-satunya bos tim F1 yang sudah mengantisipasi taktik Lewis Hamilton yang menahan laju Nico Rosberg adalah Christian Horner, bos Red Bull. Karena, sesungguhnya, ini bukan hal baru dan bukan pula hal terlarang di sebuah balapan, apakah F1 atau MotoGP.
Penulis: Arief Kurniawan
Jorge Lorenzo adalah pelakunya. Peristiwanya mirip dengan Hamilton sebelum balapan terakhir. Keduanya sama-sama tertinggal poin, Lorenzo defisit 13 angka, sementara Hamilton 12.
Lorenzo mesti menang dan waktu itu rivalnya, Marc Marquez, mesti finis maksimal di posisi 5.
Lorenzo start dari posisi pertama GP Valencia 2013 itu dan sejak lap pertama dia terus menahan para pebalap di belakangnya agar mereka bisa mendekat dan kemudian menyusul Marquez.
Lorenzo akhirnya menang, tapi Marquez bisa lepas dari strategi rivalnya itu karena dia mampu finis di posisi tiga.
Kejadian serupa dialami oleh Hamilton. Dia menang, tapi Nico Rosberg yang mesti finis di urutan empat bisa lebih baik dari itu, di mana akhirnya jadi runner-up.
Baca Juga:
- Tragedi Pesawat Chapecoense Ganggu Fokus Gelandang Liverpool
- One Pride Indonesia Bakal Hadirkan Duel Internasional pada 'Season Finale'
- AORI 2015: Gelar Juara Dunia Terakhir
Marquez dan Rosberg pun dinobatkan jadi juara dunia. Dua kali dicoba, dua kali gagal. Apakah taktik ini bakal digunakan oleh para pebalap lain di musim-musim mendatang?
Barangkali yang perlu dijadikan pertimbangan lain adalah hati para pebalap yang diharapkan jadi pengganjal. Siapa tahu di antara mereka memang tak ingin terlibat dalam taktik itu.
Horner akhirnya berkata, apa pun itu mestinya taktik ini dibiarkan jadi bagian dari balapan.
"Seperti sepak bola, ada beragam cara untuk menjadi juara. Bertahan dan menyerang," katanya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar