Musim ini Juventus dilabeli julukan Signora del Risultato oleh sejumlah media Italia. Namun, sebutan itu tampak tak lagi relevan jika melihat performa Tim Zebra saat ditekuk Genoa 1-3, Minggu (27/11).
Penulis: Sem Bagaskara
Signora del Risultato alias Nyonya Hasil Akhir. Juventus selalu memiliki tendensi untuk memenangi pertandingan, tanpa memedulikan bagaimana cara tim bermain.
Hal krusial yang membedakan Juventus dari tim Serie A lain adalah mereka tetap bisa mengamankan poin sempurna kendati tak menampilkan permainan menawan.
Contoh paling ideal adalah ketika Si Nyonya Tua menang tipis 1-0 atas Palermo di Renzo Barbera pada pekan keenam Serie A 2016-2017. Ahli strategi Juve, Massimiliano Allegri, kala itu sampai menyebut anak asuhnya tersiksa.
Gol kemenangan Si Nyonya Tua hanya muncul dari bunuh diri bek Palermo, Edoardo Goldaniga, yang separuh hak kepemilikannya masih dimiliki Juve.
"Dari aspek teknik, partai ini tidak bagus. Namun, saya tekankan bahwa hal terpenting adalah membawa pulang tiga angka," ujar Allegri usai pertandingan.
Salah satu faktor yang membuat Juve sering menang meski tampil jelek adalah kesolidan lini pertahanan. Sektor belakang Si Nyonya Tua ibarat bunker perlindungan yang susah ditembus lawan.
Acap kali musuh dibuat pusing dan kehilangan banyak energi saat berupaya meruntuhkan tembok yang dibangun Leonardo Bonucci dkk.
Ketika tingkat konsentrasi dan kebugaran lawan menurun, Juve lantas mengeluarkan pukulan pamungkas yang mengantar mereka kepada raihan poin sempurna.
Hanya, cerita itu tak berulang ketika Juve bertandang ke markas Genoa, Luigi Ferraris, akhir pekan silam. Si Nyonya Tua bermain buruk dan mendapatkan hasil jelek, yakni kekalahan.
Soliditas lini belakang yang selama ini jadi andalan juga tak terlihat. Sampai pekan ke-13, Bonucci dkk. merupakan tim yang paling sedikit menderita kebobolan di babak pertama.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.720 |
Komentar