Baca Juga:
- Ikuti Jejak Diego Simeone 6.084 Hari Lalu, Sang Anak Bikin Juventus Bertekuk Lutut
- 9 Kemenangan Beruntun Newcastle Terhenti, Benitez Kesal karena Wasit Sering Tiup Peluit
- Murka Montella Bikin Milan Menggila pada Babak Kedua
Jadi, ketika Griezmann berlari ke sana ke mari dan menyumbang gol maupun assist, 10 pemain lain Atleti berada di posisinya masing-masing. Baik saat menyerang maupun bertahan.
Cerita sukses Simeone selama di Vicente Calderon adalah totalitas setiap pemain di posisinya masing-masing sehingga kesatuan unit tak terganggu.
Carrasco gemar menggocek bola dan melewati lawan. Total 30 kali dribel sukses saat melewati lawan adalah buktinya.
Namun, ketika ia melakukannya, Griezmann pun begitu, sehingga pemain yang fokus pada posisi aslinya berkurang satu. Dengan kebiasaan Koke yang juga gemar naik, berarti tinggal delapan pemain yang harus menutup lubang-lubang yang mereka tinggalkan.
Ketika kekalahan dari Sevilla dianggap sebuah slip, tapi kemudian berlanjut pada kekalahan kedua dan ketiga, berarti sistem anyar Atleti butuh pertimbangan ulang.
Walaupun secara ofensif lebih maut, tapi jika kompensasinya adalah luber gol (untuk ukuran Atleti), Simeone harus kembali memilih pion yang lebih “patuh”.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar