Pelatih Persija Jakarta, M Zein Al Hadad, mengapungkan harapannya. Menjelang ulang tahun ke-88 Persija, Senin (28/11/2016), pelatih berusia 55 tahun itu menginginkan kado spesial berupa stadion baru.
Mamak, sapaan Zein Al Hadad, mengatakan bahwa Persija sudah waktunya mempunyai stadion berskala internasional. Sebagai tim ibu kota Indonesia yang memiliki basis suporter fanatik, dia menyebutkan itu bukan hal yang bisa ditawar lagi.
"Itu seharusnya sudah menjadi kewajiban Pemerintah Daerah. Ini perlu dipikirkan siapa pun gubernur yang terpilih nanti," ucap Mamak seusai memimpin sesi latihan Persija di Lapangan Villa 2000, Kamis (24/11/2016).
Mamak mengeluhkan waktu latihan yang sebetulnya bisa dimaksimalkan andai Persija mempunyai stadion sendiri di Jakarta.
"Kami sekarang cuma berlatih 2-3 hari sebelum laga yang seharusnya bisa sampai 10-11 kali per pekan. Waktu habis di perjalanan dan pemain sudah kelelahan," kata eks pelatih Deltras Sidoarjo itu.
Sejak Stadion Menteng dibongkar Pemprov DKI pada 26 Juli 2006 serta Stadion Lebak Bulus pada 31 Agustus 2015, Persija kerap kesulitan menjamu lawannya di Jakarta. Apalagi, jika Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sedang tidak bisa digunakan.
Kini, sebutan tim nomaden lekat dengan Persija. Pada ajang Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016, tim berjulukan Macan Kemayoran lebih banyak berkandang di Stadion Manahan, Solo lantaran SUGBK tengah direnovasi untuk urusan Asian Games 2018.
Selain Manahan, terhitung ada tiga stadion lain yang pernah dijadikan markas Persija pada TSC. Ketiga stadion tersebut yaitu Stadion Gelora Bangkalan, Madura; Stadion Gajayana, Malang; hingga Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar