Chelsea menyabet dua penghargaan bulanan sekaligus dari Premier League edisi Oktober, yakni pemain dan pelatih terbaik.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Antonio Conte memenangi kategori pelatih, sementara Eden Hazard berstatus pemain terbaik EPL bulan lalu.
Dua gelar tersebut pantas direbut Chelsea mempertimbangkan hasilhasil mereka di EPL sepanjang Oktober. The Blues tak cuma memenangi semua empat partai liga bulan lalu, tapi juga tanpa kebobolan.
Conte menggunakan formasi yang asing bagi klub tersebut, 3-4-3. Kendati begitu, tampaknya pola tersebut sesuai dengan tim.
Lihat saja statistik serangan. Chelsea melesakkan 11 gol bulan lalu. Ditambah kemenangan 5-0 melawan Everton (5/11) dan 1-0 versus Middlesbrough (20/11), London Biru mengemas 17 gol dalam enam gim liga beruntun.
Terkait produktivitas gol, nama Hazard dan Diego Costa disanjung tinggi. Keduanya dinilai bangkit kembali setelah menjalani musim suram pada 2015/16.
Mengemas masing-masing 10 dan tujuh gol sampai pekan ke-12, Costa dan Hazard berada di tempat pertama serta kedua dalam daftar pencetak gol terbanyak Chelsea di EPL musim ini.
Bicara tentang pujian, sepertinya partner Costa dan Hazard di lini depan, Pedro, kurang mendapatkan apresiasi. Padahal, mantan pemain Barcelona itu tidak kalah cemerlang dari dua rekannya tersebut.
Pedro mencetak dua gol dan lima assist di EPL musim ini. Semua kontribusi tersebut terjadi dalam lima penampilan terkini.
Artinya, Pedro sangat terlibat dalam rentetan selalu menang Chelsea belakangan.
Alasan mengapa penyerang berumur 29 tahun itu perlu mendapatkan apresiasi yang layak adalah karena dia pada awalnya bukan pilihan utama Conte.
Pedro telah tampil 11 kali di liga musim ini, dengan lima di antaranya sebagai pengganti.
Semua peran pengganti Pedro tersebut terjadi di lima penampilan perdananya di EPL 2016/17.
Ya, pada awalnya Conte lebih memilih Willian. Masuk akal, sebab pemain asal Brasil itu cemerlang musim lalu. Gelar sebagai Pemain Terbaik Chelsea 2015/16 menegaskan kegemilangan Willian.
Sebaliknya, Pedro, yang tiba ke Stamford Bridge pada musim panas 2015, menjalani musim debut yang jauh dari ekspektasi suporter mengingat ia datang dari klub sekaliber Barcelona.
Perjuangan tanpa menyerah Pedro telah membuatnya menjadi starter tetap Chelsea belakangan sekaligus memaksa Willian menghangatkan bangku cadangan.
Membandingkan dengan musim lalu, statistik hingga pekan ke-12 EPL dapat memperlihatkan kemajuan pesat Pedro. Musim ini dia tampak lebih efektif menuntaskan peluang menjadi gol.
Buktinya, semua dua gol Pedro di liga musim ini datang dari tiga tembakan tepat sasaran.
Kebangkitan Pedro tak lepas dari peran Conte. Pola 3-4-3 bikin Pedro bak kembali ke habitat sebab ia terbiasa bermain trio di lini depan.
Saat masih di Barcelona, Pedro beraksi dalam skema 4-3-3. Dia bisa bermain sebagai penyerang kiri maupun kanan.
Berbeda dengan musim lalu. Berhubung bos Chelsea kala itu, Jose Mourinho, menggunakan 4-2- 3-1, Pedro diposisikan di belakang penyerang utama.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.718 |
Komentar